BAB IV

HASIL-HASIL PENELITIAN


A.  Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1.      Profil MTsN Kembang Tanjong
MTsN Kembang Tanjong didirikan dilokasi seluas 5213,00 M2 pada tahun 1978 dengan Nomor Statistik Madrasah 211110718006 dengan status Negeri yang terletak di desa Tanjong tepatnya di Jalan Lapangan Bola Kaki, dengan jarak 12 km dari Kabupaten Pidie Propinsi Aceh, dan 500 M dari Kecamatan Kembang Tanjong.[1] MTsN ini pada awal pendiriannya tahun 1964 berstatus swasta, kemudian pada tahun 1968 MTsN ini berubah statusnya menjadi Negeri. MTsN Kembang Tanjong statusnya telah terakrediatasi dengan nilai akreditasinya A. MTsN Kembang Tanjong mempunyai batasan- batasan sebagai berikut:
-          Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Lapangan Bola
-          Sebelah Selatan berbatasan dengan Kebun Hj. Halimah.
-          Sebelah Timur berbatasan dengan lapangan Bola Kaki Kembang Tanjong
-          Sebelah Barat berbatasan dengan Kebun M. Husen Minaco.
MTsN Kembang Tanjong semenjak berdiri sampai sekarang pernah dijabat/ dipimpin oleh Bapak Mahmud Amin (1964-1982), Bapak Drs. M. Gade Johan (1983-1988), Bapak Drs. Ishak Syamaun (1989-1991), Bapak Drs. Ramli (1992-1998), Bapak Anwar Ahmad (1999-2000), Bapak M.Yusuf Sabil (2001-2003), Bapak Makruf Zaman (2004-2005), Bapak Drs. Usman (2005-2006), Bapak Mustafa, S.Ag (2006-2011), Bapak Muslim, S.Ag (2011-20013), dan Bapak Saiful Anwar, S.Ag, MM (2013 sampai sekarang).[2]
2.      Keadaan Siswa
Siswa MTsN Kembang Tanjong pada tahun ajaran 2016/2017 adalah berjumlah 552 siswa dengan perincian 206 laki – laki dan 346 perempuan. Kesemua siswa tersebut dialokasikan dalam 18 ruang kelas. Untuk Lebih jelasnya tentang keadaan siswa di MTsN Kembang Tanjong dapat diperhatikan berikut ini:
Tabel 4.1. Keadaan Siswa MTsN Kembang Tanjong Tahun Ajaran 2016/2017
No
Kelas
Laki- laki
Perempuan
Rombongan Belajar
Jumlah
1.
2.
3.
Kelas I
Kelas II
Kelas III
75
70
61
109
121
116
6 Ruang
6 Ruang
6 Ruang
184
191
177

Total
206
346
18 Ruang
552
Data: dokumentasi MTsN Kembang Tanjong, tahun 2016/2017
Menurut tabel di atas menunjukkan jumlah siswa pada MTsN Kembang Tanjong adalah 552 orang, yang terdiri dari laki-laki 206 orang dan perempuan berjumlah 346 orang, untuk kelas I berjumlah 184 orang yang terdiri dari laki-laki 75 orang dan perempuan 109 orang, kelas II berjumlah 191 orang yang terdiri dari laki-laki 70 orang dan perempuan 121 orang, dan kelas III berjumlah 177 yang terdiri dari laki-laki 61 orang dan perempuan 116 orang.
Berdasarkan uraian dari tabel di atas menunjukkan bahwa adanya peningkatan jumlah siswa dalam memilih pendidikan di sekolah agama dari tahun ke tahun khususnya di madrasah-madrasah di sekitar mereka khususnya di MTsN Kembang Tanjong yang tahun ajaran 2016/2017 jumlah seluruh siswa adalah 552 orang.
3.      Keadaan Guru
Guru merupakan salah satu komponen yang memegang peranan penting dalam mencapai hasil dan minat belajar siswa terhadap suatu pelajaran, bahkan guru sering dikatakan orang yang menentukan keberhasilan dan penyemangat siswa dalam segala hal terutama dalam belajar.
Ungkapan itu tidak berlebihan jika diperhatikan tugas guru dalam proses belajar mengajar. Mengajar adalah kegiatan guru membimbing, mendorong dan menyerahkan kebudayaan berupa pengalaman, pengetahuan  dan kecakapan kepada anak didik mencapai kedewasaan jasmani dan rohani semaksimal mungkin. Mengajar bukan hanya saja mentranfer ilmu pengetahuan, tapi sekaligus mengembangkan kepribadian anak didik.
Adapun jumlah guru pada MTsN Kembang Tanjong pada tahun 2016/2017 adalah sebanyak 49 orang dengan status pegawai negeri sipil sebanyak 38 orang (termasuk kepala madrasah), dan non pegawai negeri sipil sebanyak 11 orang.[3] Dan selanjutnya guru yang mengasuh mata pelajaran Al-Qur’an Hadits sebanyak dua orang dengan status guru tetap atau pegawai negeri sipil.
Keadaan guru dan tenaga administrasi pada MTsN Kembang Tanjong sudah memadai, akan tetapi pada dasarnya masih mengalami kekurangan tenaga guru maupun tenaga administrasi untuk suatu sistem pembelajaran yang ideal. Mengingat dijajaran Kementerian Agama sangat terbatas jumlah guru yang ada maka untuk Madrasah Tsanawiyah Negeri Kembang Tanjong sudah sangat ideal. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2. Keadaan Guru Pada MTsN Kembang Tanjong Tahun 2016/2017
No
Nama
Pendidikan
Bid. Studi
Ket
1
2
3
4
5
1
Saiful Anwar, S.Ag,MM
S2. Pendidikan
Bahasa Ingris
Kepala
2
Azhari, S. Pd
S1. Fisika
Fisika
GT
3
Drs. Syarifuddin
S1. PAI
Fiqh
GT
4
Drs. Islafiani
S1. Biologi
Biologi
GT
5
Thahirah, S. Pd. I
S1. PAI
Agama
GT
6
Adhiati, S. Ag
S1. PAI
SKI
GT
7
Dra. Nursiah
S1. PAI
Agama
GT
8
Murhamah, S. Ag
S1. B. Arab
Bahasa Arab
GT
9
Dra. Sakdiah
S1. B. Inggris
Bahasa Inggris
GT
10
Dra. Laila
S1. PAI
Fiqh
GT
11
Agustina, S. Pd
S1. Matematika
Matematika & Fisika
GT
12
Mariami, S. Ag
S1. PAI
Geografi & Ekonomi
GT
13
Nurlaila, S. Pd
S1. Matematika
Matematika
GT
14
Drs. Sukirman
S1. Ekonomi
Ekonomi
GT
15
Darmiati, S. Ag
S1. Biologi
Biologi
GT
16
Drs. Zainal Abidin
S1. Penjaskes
Penjas
GT
17
Dra. Ainal Mardhiah
S1. B. Indonesia
Bahasa Indonesia
GT
18
Fitriah
S1. Kimia
Kimia
GT
19
Nursiah, S. Pd
S1. B. Indonesia
Bahasa Indonesia
GT
20
Nurmalawati, S. Ag
S1. PAI
Agama
GT
21
Ikhsan Saputra, S. Pd
S1. Matematika
Matematika
GT
22
Said Husen, S. Pd
S1.B. Inggris
Bahasa Inggris
GT
23
Asmawati, S. Ag
S1.PAI
Qur’an Hadits
GT
24
Dra. Fatimah
S1. Matematika
Matematika
GT
25
Mislawati, S. Ag
S1. PAI
Agama
GT
26
Fatmawati
S1. Biologi
KTK
GT
27
Mahyuddin, S. Pd
S1. Biologi
Biologi
GT
28
Rohani Nafi, S. Pd. I
S1. PAI
PPKn
GT
29
Ida Fitri, S. Pd. I
S1. Fisika
Fiqh
GT
30
Amiruddin, S. Pd. I
S1. PAI
Sejarah
GT
31
Magdalena, S. Pd. I
S1. B. Arab
Bahasa Arab
GT
32
Suryani, S. Pd. I
S1. B. Inggris
Bahasa Inggris
GT
33
Umaira Fitri, S.Pd.I
S1. PAI
Mulok
GT
34
Jamilah, S. Pd
S1. PAI
Fiqh
GT
35
Fatimah, S.Pd.I
S1. PAI
Fiqh
GT
1
2
3
4
5
36
Zubaidah, S. Ag
S1. PAI
Aqidah Akhlak
GT
37
Yusnita, S. Pd. I
S1. PAI
Qur’an Hadits
GT
38
Leni Marlina, S. Pd. I
S1. Biologi
KTK
GT
39
Nurul Fitri, S. Pd
S1. B. Inggris
Bahasa Inggris
GTT
40
Noval Rizki, S.Pd
S1. Penjaskes
Penjas
GTT
41
Rahmat Reza, S.Pd
S1. B. indonesia
TIK
GTT
42
Miftajul Jannah, S.Pd
S1. Fisika
TIK
GTT
43
Fitriani, S.Pd
S1. Biologi
Quran Hadits
GTT
44
Fuad, S.Pd.I
S1. PAI
PAI
GTT
45
Muhazir, S.Pd.I
S1. Penjaskes
Penjaskes
GTT
46
Kamarullah,S.Pd
S1. Penjaskes
Penjaskes
GTT
47
Mauliza, S.Pd
S1. B. Indonesia
B.Indonesia
GTT
48
Khairiah, S.Pd.I
S1. B. Arab
B.Arab
GTT
49
Juliana, S.Pd.I
S1.PAI
PAI
GTT
Data: dokumentasi MTsN Kembang Tanjong, tahun 2016/2017
Berdasarkan Tabel di atas, maka dapat disimpulkan MTsN Kembang Tanjong memiliki tenaga kependidikan yang mencukupi. Artinya tenaga yang tersedia pada MTsN Kembang Tanjong sudah memadai. Karena pada MTsN Kembang Tanjong saat ini telah memenuhi standar ideal sebuah lembaga pendidikan.
4.      Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang terdapat di MTsN Kembang Tanjong sudah memadai dalam kelangsungan proses belajar mengajar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran, sedangkan perlengkapan lainnya seperti peralatan olah raga dan peralatan kesenian juga terus ditingkatkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.3 Keadaan sarana dan prasarana MTsN Kembang Tanjong
No
Sarana dan Prasarana
Jumlah
Keterangan
1
2
3
4
1.
Ruang belajar
18
Baik
2.
Ruang Guru
1
Baik
3.
Lab. IPA
1
Baik
4.
Lab. Komputer
1
Baik
1
2
3
4
5.
WC Kepala Madrasah
1
Baik
6.
WC Guru
4
Baik
7.
WC Siswa
2
Baik
8.
Ruang Organisasi
1
Baik

Berdasarkan tabel di atas, maka diketahui bahwa keadaan sarana dan prasarana yang tersedia di MTsN Kembang Tanjong relatif memadai walaupun masih ada penambahan beberapa ruang, meskipun demikian keadaaan tersebut tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran.

B.       Penerapan Metode Hafalan dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Dalam proses belajar mengajar, strategi sangat dibutuhkan supaya pembelajaran menjadi maksimal, begitu juga dalam penerapan metode hafalan, strategi harus dapat dipadukan dalam metode hafalan.
Untuk membuat metode hafalan lebih efektif, guru biasanya menyuruh siswa untuk dapat menghafal setiap hari, baik ayat-ayat Al-Qur’an maupun materi khusus yang disuruh hafal.[4] Maka dapat dijelaskan strategi dalam menerapkan suatu metode memang sangat diperlukan, karena strategi suatu cara atau taktik yang digunakan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran, demi mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Jika guru mempu menggunakan strategi mengajar yang tepat, maka tujuan pembelajaran akan mencapai.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam menerapkan metode hafalan guru menyuruh siswa untuk selalu belajar dengan cara mengulang hafalan, baik di madrasah maupun di rumah. Metode merupakan langkah atau cara yang dilakukan untuk mencapai pembelajaran yang maksimal, baik dalam pembelajaran umum maupun pembelajaran Agama. Metode khusus yang dipadukan dengan metode hafalan yaitu guru menyuruh peserta didik untuk membaca materi yang diajarkan secara berulang-ulang.[5] Maka dapat dijelaskan metode adalah cara yang dilakukan oleh guru untuk membuat siswa mudah dalam memahami pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa Metode khusus yang dipadukan dengan metode hafalan yaitu guru menyuruh peserta didik untuk membaca materi yang diajarkan secara berulang-ulang di dalam belajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa  metode yang dipadukan dengan metode hafalan yaitu siswa disuruh untuk selalu mengulang pembelajaran yang dipelajari.
Penggunaan media dalam penerapan metode hafalan sangat diperlukan supaya pembelajaran lebih efektif. Hasil wawancara dengan Ibu Yusnita, S.Pd.I mengatakan bahwa: “dalam penerapan metode hafalan dalam belajar, guru juga menggunakan media sebagai alat pendukung untuk memudahkan siswa dalam menghafal materi yang diberikan”.[6] Maka dapat dijelaskan bahwa media dalam pembelajaran belajar merupakan suatu bahan dukungan dalam memberikan materi yang ingin dipelajari oleh siswa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media dalam pembelajaran belajar merupakan suatu bahan dukungan dalam memberikan materi yang ingin dipelajari oleh siswa, begitu juga digunakan dalam penerapan metode hafalan. Dalam proses belajar mengajar di kelas, persiapan guru yang dilakukan dalam penerapan metode hafalan ini dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan Asmawati, S.Ag sebagai berikut: “dalam penerapan metode hafalan, guru biasanya mempersiapkan materi yang sesuai dengan karakter siswa, serta menggunakan media, dan juga perangkat pembelajaran”.[7] Maka dapat dijelaskan persiapan dalam proses belajar mengajar menjadi suatu keharusan bagi seorang guru supaya mudah dalam memberikan materi kepada siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa persiapan dalam proses belajar mengajar menjadi suatu keharusan bagi seorang guru supaya mudah dalam memberikan materi kepada siswa, apalagi dalam penerapan metode hafalan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam penerapan metode hafalan, guru biasanya mempersiapkan materi yang sesuai dengan karakter siswa, serta menggunakan media, dan juga perangkat pembelajaran, sehingga ini memudahkan bagi guru.
Dalam penerapan metode hafalan, biasanya guru melakukan hal yang mudah dimengerti oleh siswa, sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Yusnita, S.Pd.I sebagai berikut: “penerapan metode hafalan kepada siswa di madrasah, biasanya guru menyampaikan supaya siswa untuk sering mengulang-ulang pelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah”.[8] Maka dapat dijelaskan biasanya dalam penerapan metode hafalan guru memberikan motivasi yang dapat membangkitkan semangat siswa untuk mengulang.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa Penerapan metode hafalan kepada siswa di madrasah, biasanya guru menyampaikan supaya siswa untuk sering mengulang-ulang pelajaran yang diberikan oleh guru di madrasah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa biasanya dalam penerapan metode hafalan guru memberikan motivasi yang dapat membangkitkan semangat siswa untuk mengulang, ini menjadi suatu cara yang dilakukan oleh guru.
Kepada siswa yang gagal menghafal, biasanya guru memberikan tindakan yang sesuai dengan kegagalan siswa. Hal ini dikatakan oleh Ibu Asmawati, S.Ag sebagai berikut: “bagi siswa yang tidak dapat mempraktekkan hafalan, guru menyuruh siswa itu untuk mengulang kembali hafalannya, itu dilakukan untuk diberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar lagi”.[9] Maka dapat dijelaskan kesempatan diberikan kepada siswa yang gagal mempraktekkan hafalan supaya siswa belajar lagi.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa guru memberikan kesempatan kepada siswa yang gagal mempraktekkan hafalan supaya siswa belajar lagi, dan siswapun tidak langsung diberikan hukuman.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bagi siswa yang tidak dapat mempraktekkan hafalan, guru menyuruh siswa itu untuk mengulang kembali hafalannya, itu dilakukan untuk diberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar lagi, sebagai remedial dalam belajar.
Mengenai tingkat penguasaan materi dalam menerapkan metode hafalan dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan Ibu Dra. Yusnita, S.Pd.I sebagai berikut: “biasanya apa yang diberikan materi kepada siswa atau disuruh hafal, guru sudah menguasai materi tersebut sehingga mudah dijelaskan kepada siswa”.[10] Maka dapat dijelaskan materi yang disampaikan kepada siswa biasanya guru sudah mempelajari terlebih dahulu sebelum diberikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa biasanya apa yang diberikan materi kepada siswa atau disuruh hafal, guru sudah menguasai materi tersebut sehingga mudah dijelaskan kepada siswa dan siswa mudah menerima juga.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa materi yang disampaikan kepada siswa biasanya guru sudah mempelajari terlebih dahulu sebelum diberikan, dan menjadi suatu tingkatan penguasaan materi oleh guru.
Penyajian materi yang mudah menjadi salah satu cara guru dalam penerapan metode hafalan. Hasil wawancara dengan  Ibu Asmawati, S.Ag menyatakan: “dalam penerapan metode hafalan guru menampakkan materi yang akan dihafalkan dan menyiapkan materi untuk membaca bersama-sama”.[11] Maka dapat dijelaskan bahwa penyajian materi yang diberikan kepada siswa biasanya dilakukan yang mudah dipahami oleh siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam penerapan metode hafalan guru menampakkan materi yang akan dihafalkan dan menyiapkan materi untuk membaca bersama-sama, sehingga ini mudah dihafal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyajian materi yang diberikan kepada siswa biasanya dilakukan yang mudah dipahami oleh siswa, dan dipraktekkan secara bersama-sama.
Adapun  langkah-langkah yang sudah berhasil dalam penerapan metode hafalan dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan Ibu Yusnita, S.Pd.I sebagai berikut: “langkah-langkah selama ini yang dilakukan oleh guru pembelajaran Al-Qur’an Hadits dalam penerapan metode hafalan sudah berhasil”.[12] Maka dapat dijelaskan bahwa langkah-langkah yang dilakukan selama ini mulai dari penyajian materi yang mudah sampai dengan penggunaan media yang tepat dalam belajar.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa langkah-langkah selama ini yang dilakukan oleh guru pembelajaran Al-Qur’an Hadits dalam penerapan metode hafalan sudah berhasil dan dapat diterima oleh siswa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah yang dilakukan selama ini mulai dari penyajian materi yang mudah sampai dengan penggunaan media yang tepat dalam belajar, dan ini berhasil dilakukan.
Dalam penggunaan media cara yang dilakukan oleh guru dalam penerapan metode hafalan dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan Ibu Yusnita, S.Pd.I sebagai berikut: “Dalam penerapan metode hafalan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits, cara yang sudah dilakukan oleh guru melalui menyuruh siswa membaca materi hafalan secara berulang-ulang supaya siswa mudah menghafal materi tersebut”.[13] Maka dapat dijelaskan cara dalam proses belajar mengajar merupakan suatu strategi untuk memudahkan siswa dalam belajar.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam penerapan metode hafalan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits, cara yang sudah dilakukan oleh guru melalui menyuruh siswa membaca materi hafalan secara berulang-ulang supaya siswa mudah menghafal materi tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Cara dalam proses belajar mengajar merupakan suatu strategi untuk memudahkan siswa dalam belajar dan juga menghafal materi dalam belajar.
Motivasi dalam belajar menjadi salah satu cara yang dilakukan oleh guru dalam penerapan metode hafalan. Motivasi yang diberikan guru dalam penerapan metode hafalan dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan Ibu Asmawati, S.Ag sebagai berikut: “setiap pembelajaran yang diberikan oleh guru, maka guru memberikan motivasi kepada siswa, supaya siswa mudah dalam belajar, apalagi dalam penerapan metode hafalan”.[14] Maka dapat dijelaskan motivasi sangat dibutuhkan oleh siswa, apalagi dalam penerapan metode hafalan sehingga siswa terdorong untuk terus belajar sungguh-sungguh dan kreatif.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa motivasi sangat dibutuhkan oleh siswa, apalagi dalam penerapan metode hafalan sehingga siswa terdorong untuk terus belajar sungguh-sungguh dan kreatif, sehingga siswa mudah dalam belajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap pembelajaran yang diberikan oleh guru, maka guru memberikan motivasi kepada siswa, supaya siswa mudah dalam belajar, apalagi dalam penerapan metode hafalan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
Adapun perpaduan metode hafalan dengan variasi metode dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan Ibu Yusnita, S.Pd.I sebagai berikut: “dalam penerapan metode hafalan guru juga menggunakan variasi metode yang lain, seperti metode ceramah dan metode penugasan bagi siswa”.[15] Maka dapat dijelaskan variasi metode digunakan oleh guru untuk menyesuaikan metode hafalan dengan metode-metode yang lain dalam belajar.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam penerapan metode hafalan guru juga menggunakan variasi metode yang lain, seperti metode ceramah dan metode penugasan bagi siswa, sehingga penerapan metode hafalan semakin mudah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variasi metode digunakan oleh guru untuk menyesuaikan metode hafalan dengan metode-metode yang lain dalam belajar, dan siswa mudah dalam menghafal.
Penerapan metode hafalan harus dikaitkan dengan materi yang diberikan. Mengenai kesesuaian metode hafalan dengan materi dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan Ibu Yusnita, S.Pd.I sebagai berikut: “dalam memberikan materi pembelajaran Al-Qur’an Hadits, guru juga menyesuaikan dengan metode yang diterapkan yaitu metode hafalan”.[16] Maka dapat dijelaskan kesesuaian materi dengan metode yang digunakan menjadi faktor penting dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam memberikan materi pembelajaran Al-Qur’an Hadits, guru juga menyesuaikan dengan metode yang diterapkan yaitu metode hafalan ataupun metode yang lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesesuaian materi dengan metode yang digunakan menjadi faktor penting dalam proses belajar mengajar terlebih dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits.

C.       Pengaruh Penerapan Metode Hafalan Terhadap Minat Belajar Siswa

Minat dalam belajar menjadi salah satu unsur yang dapat membuat siswa efektif dalam belajar di sekolah. Maka dalam hal ini minat belajar siswa dengan menggunakan metode hafalan dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan Ibu Asmawti, S.Ag sebagai berikut “dalam proses belajar mengajar pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan menggunakan metode hafalan, minat siswa meningkat, disamping pemahaman yang sudah meningkat, juga siswa sudah dapat menghafal ayat”.[17] Maka dapat dijelaskan minat dalam belajar merupakan hal yang sangat diperlukan supaya peserta didik ada rasa keinginan dalam belajar.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan menggunakan metode hafalan, minat siswa meningkat, disamping pemahaman yang sudah meningkat, juga siswa sudah dapat menghafala ayat yang sedang dipelajari.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat dalam belajar merupakan hal yang sangat diperlukan supaya peserta didik ada rasa keinginan dalam belajar apalagi dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Hal ini membuat nilai belajar siswa meningkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.4  Nilai yang diperoleh siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits.

No.
Alternatif Jawaban
F
%
a.
7-8
34
61
b.
6-7
11
20
c.
5-6
11
20
d.
…………….
-
-
Jumlah
56
100 %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar menjawab nilai yang diperoleh dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits 7-8 sebanyak 61%, dan lainnya masing-masing menjawab 6-7 dan 5-6 sebanyak 20%.
Jawaban sementara bahwa siswa mendapat nilai yang baik semenjak guru menggunakan metode hafalan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits yaitu siswa mudah dalam memahami sehingga hasil belajarpun baik didapatkan.
Jadi, dapat penulis simpulkan bahwa siswa mandapat nilai yang memuaskan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits sehingga ini menjadi suatu pencapaian yang maksimal bagi siswa.
Hasil wawancara dengan Ibu Yusnita, S.Pd.I sebagai berikut “hasil belajar yang diperoleh siswa dalam belajar Al-Qur’an Hadits dengan menggunakan metode hafalan, dimana siswa dapat membaca Al-Qur’an lebih lancar sekarang ini”.[18] Maka dapat dijelaskan hasil belajar merupakan tolak ukur pencapaian siswa selama ini, yaitu hasil belajar siswa dalam belajar Al-Qur’an Hadits dengan penerapan metode hafalan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa dalam belajar Al-Qur’an Hadits dengan menggunakan metode hafalan, dimana siswa dapat membaca Al-Qur’an lebih lancar sekarang ini.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan tolak ukur pencapaian siswa selama ini, yaitu hasil belajar siswa dalam belajar Al-Qur’an Hadits dengan penerapan metode hafalan yang dipelajari oleh siswa. Ini membuktikan bahwa pemahaman siswa dalam Al-Qur’an Hadits sudah meningkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.5 Pemahaman siswa dalam belajar Al-Qur’an Hadits.

No.
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Meningkat 
38
68
b.
Menurun
10
18
c.
Tidak menentu
8
14
d.
…………….
-
-
Jumlah
56
100 %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar menjawab pemahaman siswa dalam belajar Al-Qur’an Hadits meningkat sebanyak 68, dan sebagian menjawab menurun sebanyak 18%, serta sebagian kecil menjawab tidak menentu sebanyak 14%.
Jawaban sementara bahwa pemahaman siswa dalam belajar pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan menggunakan metode hafalan siswa meningkatkan pemahaman.
Jadi, dapat penulis simpulkan bahwa pemahaman siswa meningkat dengan guru menggunakan metode hafalan dalam belajar. Ini akan berdampak positif dari penerapan metode hafalan.
Hasil wawancara dengan Ibu Asmawti, S.Ag sebagai berikut: “dampak positif dari belajar Al-Qur’an hadits dengan menggunakan metode hafalan yaitu siswa ada ketenangan dalam kelas, dan kemauan dalam menghafal”.[19] Maka dapat dijelaskan dalam penerapan metode hafalan mendapat nilai yang positif yang berguna bagi siswa dan juga guru.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dampak positif dari belajar Al-Qur’an hadits dengan menggunakan metode hafalan yaitu siswa ada ketenangan dalam kelas, dan kemauan dalam menghafal materi yang diberikan oleh guru.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam penerapan metode hafalan mendapat nilai yang positif yang berguna bagi siswa dan juga guru di sekolah, sehingga prestasi yang diperolehpun baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.6 Prestasi selama ini.

No.
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Baik
33
59
b.
Kurang baik
13
23
c.
Tidak menentu
10
18
d.
…………….
-
-
Jumlah
56
100 %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar menjawab prestasi siswa dalam belajar Al-Qur’an Hadits baik sebanyak 59%, dan sebagian menjawab kurang baik sebanyak 23%, serta sebagian kecil menjawab tidak menentu sebanyak 18%.
Jawaban sementara bahwa pemahaman siswa dalam belajar pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan menggunakan metode hafalan siswa dapat meningkatkan prestasi. Jadi, dapat simpulkan bahwa prestasi siswa meningkat dengan guru menggunakan metode hafalan dalam belajar.
Kadang kala guru juga mengalami kesulitan dalam penerapan metode hafalan. Kesulitan dalam penerapan metode hafalan dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan Ibu Yusnita, S.Pd.I sebagai berikut: “dalam penerapan metode hafalan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits guru mengalami kesulitan ketika siswa yang tampil, siswa yang lain sering rebut”.[20] Maka dapat dijelaskan kesulitan itu ada semua dalam proses belajar, sehingga seorang guru harus dapat mengatasi kesulitan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam penerapan metode hafalan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits guru mengalami kesulitan ketika siswa yang tampil, siswa yang lain sering rebut dalam belajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran guru dan siswa tentu mengalami kesulitan, sehingga seorang guru harus dapat mengatasi kesulitan tersebut, apalagi dalam belajar Al-Qur’an Hadits. Dengan mengatasi kesulitan membuat siswa betah dalam belajar menggunakan metode hafalan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.7 Betah tidaknya siswa dengan menggunakan metode hafalan

No.
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Betah
31
55
b.
Tidak betah
15
27
c.
Kadang-kadang
10
18
d.
…………….
-
-
Jumlah
56
100 %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa menjawab betah belajar dengan menggunakan metode hafalan, yaitu sebanyak 55%, dan sebagian yang menjawab tidak betah sebanyak 27%, serta sebagian kecil menjawab kadang-kadang betah sebanyak 18%.
Jadi, dapat penulis simpulkan bahwa dengan penerapan metode hafalan yang diberikan oleh guru membuat siswa betah untuk belajar.
Mengenai hal yang mendukung penerapan metode hafalan dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan Ibu Asmawti, S.Ag sebagai berikut: “hal yang mendukung penerapan metode hafalan, dimana siswa lebih suka dengan adanya metode hafalan sehingga ini membuat guru lebih mudah dalam belajar”.[21] Maka dapat dijelaskan dukungan dari siswa dalam penerapan metode hafalan cukup dirasakan oleh guru sehingga guru mudah dalam mengajar.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa hal yang mendukung penerapan metode hafalan, dimana siswa lebih suka dengan adanya metode hafalan sehingga ini membuat guru lebih mudah dalam belajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dukungan dari siswa dalam penerapan metode hafalan cukup dirasakan oleh guru sehingga guru mudah dalam mengajar Al-Qur’an Hadits, sehingga ada kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.8  Kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran.

No.
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Mudah
35
63
b.
Susah
15
27
c.
Tidak menentu
6
11
d.
…………….
-
-
Jumlah
56
100 %

Tabel diatas menunjukkan tentang kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran, sebagian besar siswa menjawab mudah dalam memahami pembelajaran Al-Qur’an Hadits, yaitu sebanyak 63%, dan sebagian yang menjawab susah sebanyak 27%, serta sebagian kecil yang menjawab tidak menentu menjawab sebanyak 11%.
Jawaban sementara bahwa siswa ada kemampuan dalam memahami pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang diajarkan di madrasah. Jadi, dapat penulis simpulkan bahwa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits siswa mengalami peningkatan dan kemampuan dalam memahaminya. Ini membuat siswa serius dalam belajar dan megikuti pelajaran yang diberikan oleh guru.
Hasil wawancara dengan Ibu Yusnita, S.Pd.I sebagai berikut: “dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode hafalan, siswa lebih serius dalam belajar, karena metode hafalan mempunyai rasa suka tersendiri bagi siswa”.[22] Maka dapat dijelaskan bahwa penerapan metode hafalan membuat siswa serius dalam belajar Al-Qur’an Hadits.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode hafalan membuat siswa serius dalam belajar Al-Qur’an Hadits yang diberikan oleh guru sehingga siswa mampu dalam menyerap dan mudah dalam menghafal materi-materi yang disampaikan guru.
Pengaruh metode hafalan terhadap disiplin siswa sebagaimana dijelaskan oleh Ibu Asmawati, S.Ag sebagai berikut “dengan adanya metode hafalan sekarang ini siswa lebih giat dalam belajar dan  menyetor ayat-ayat yang dihafal oleh siswa”.[23] Maka dapat dijelaskan bahwa penerapan metode hafalan membuat siswa lebih senang dalam belajar dan giat untuk menyetor ayat-ayat yang dihafal oleh siswa saaat proses belajar mengajar.
Hasil pengaruh metode hafalan terhadap pergaulan siswa dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan Ibu Yusnita, S.Pd.I sebagai berikut “dengan adanya penerapan metode hafalan kebiasaan peserta didik yang suka menghafal, akhlaknya lebih baik”.[24]
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode hafalan sangat berpengaruh terhadap akhlak siswa, siswa yang kebiasaan suka menghafal dapat meningkatkan akhlak dan hasil yang dicapai lebih baik dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits.

D.      Analisa Data dan Pembuktian Hipotesis
  
1.    Analisa Data
Penerapan metode hafalan di MTsN Kembang Tanjong yang dilakukan oleh guru Al-Qur’an Hadits sudah dilaksanakan dengan semaksimal mungkin seperti menyiapkan metode hafalan yang tepat, menggunakan strategi disaat proses belajar mengajar, menyiapkan beberapa metode, dan media pembelajaran, sehingga memudahkan siswa dalam menghafal materi yang diberikan.
Penerapan metode hafalan di MTsN Kembang Tanjong memberi pengaruh yang sangat besar terhadap hasil belajar siswa dan juga terhadap minat belajar siswa. Dengan adanya minat tersebut, maka keinginan siswa dalam mengikuti pembelajaran menjadi lebih baik, sehingga kemampuan siswa untuk memahami dan hafalan semakin lancar dan meningkat, hal ini dipengaruhi hasil belajar yang diperoleh tersebut dalam penerapan metode hafalan pada umumnya mengalami peingkatan.


2.    Pembuktian Hipotesis
a.    Hipotesis pertama
Hipotesis yang pertama yang berbunyi penerapan metode hafalan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits belum dapat meningkatkan minat belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode hafalan di MTsN Kembang Tanjong sudah maksimal, guru menggunakan strategi disaat proses belajar mengajar, menyiapkan beberapa metode, dan media pembelajaran, sehingga minat belajar meningkat. Hal ini dapat dibukti pada hasil wawancara dengan guru pada halaman 47, dan 55, dengan demikian dapat simpulkan bahwa hipotesis pertama tidak dapat diterima.
b.      Hipotesis kedua
Hipotesis yang kedua yang berbunyi guru mengalami kendala dalam penerapan metode hafalan sehingga minat belajar siswa rendah. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode hafalan di madrasah membuat hasil belajar dan nilai siswa semakin baik, dan prestasi yang dicapai sekarang ini lebih meningkat. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.4, 4.5 dan tabel 4.6, dengan demikian hipotesis kedua tidak dapat diterima.



[1] Hasil wawancara dengan Bapak Saiful Anwar, S,Ag, MM Kepala MTsN Kembang Tanjong pada tanggal 29 Juli 2016
[2] Dokumentasi  MTsN Kembang Tanjong, Tanggal 29 Juli 2016
[3] Hasil wawancara dengan Bapak Saiful Anwar, S,Ag, MM Kepala MTsN Kembang Tanjong pada tanggal 29 Juli 2016
[4] Hasil wawancara dengan Ibu Yusnita, S.Pd.I, Guru Al-Qur’an Hadits di MTsN Kembang Tanjong, tanggal 1 Agustus 2016.
[5] Hasil wawancara dengan Asmawati, S.Ag, Guru Al-Qur’an Hadits di MTsN Kembang Tanjong, tanggal 1 Agustus 2016.

[6] Hasil wawancara dengan Ibu Yusnita, S.Pd.I, Guru Al-Qur’an Hadits di MTsN Kembang Tanjong, tanggal 1 Agustus 2016

[7] Hasil wawancara dengan Ibu Asmawati, S.Ag, Guru Al-Qur’an Hadits di MTsN Kembang Tanjong, tanggal 1 Agustus 2016
[8] Hasil wawancara dengan Ibu Yusnita, S.Pd.I, Guru Al-Qur’an Hadits di MTsN Kembang Tanjong, tanggal 1 Agustus 2016

[9] Hasil wawancara dengan Ibu Asmawati, S.Ag, Guru Al-Qur’an Hadits di MTsN Kembang Tanjong, tanggal 1 Agustus 2016

[10] Hasil wawancara dengan Ibu Yusnita, S.Pd.I, Guru Al-Qur’an Hadits di MTsN Kembang Tanjong, tanggal 1 Agustus 2016

[11] Hasil wawancara dengan Ibu Asmawati, S.Ag, Guru Al-Qur’an Hadits di MTsN Kembang Tanjong, tanggal 1 Agustus 2016

[12] Hasil wawancara dengan Ibu Yusnita, S.Pd.I, Guru Al-Qur’an Hadits di MTsN Kembang Tanjong, tanggal 1 Agustus 2016
[13] Hasil wawancara dengan Ibu Yusnita, S.Pd.I, Guru Al-Qur’an Hadits di MTsN Kembang Tanjong, tanggal 1 Agustus 2016

[14] Hasil wawancara dengan Ibu Asmawati, S.Ag, Guru Al-Qur’an Hadits di MTsN Kembang Tanjong, tanggal 1 Agustus 2016

[15] Hasil wawancara dengan Ibu Yusnita, S.Pd.I, Guru Al-Qur’an Hadits di MTsN Kembang Tanjong, tanggal 1 Agustus 2016
[16] Hasil wawancara dengan Ibu Yusnita, S.Pd.I, Guru Al-Qur’an Hadits di MTsN Kembang Tanjong, tanggal 1 Agustus 2016
[17] Hasil wawancara dengan Ibu Asmawti, S.Ag, Guru Al-Qur’an Hadits di MTsN Kembang Tanjong, tanggal 3 Agustus 2016
[18] Hasil wawancara dengan Ibu Yusnita, S.Pd.I, Guru Al-Qur’an Hadits di MTsN Kembang Tanjong, tanggal 4 Agustus 2016
[19] Hasil wawancara dengan Ibu Asmawti, S.Ag, Guru Al-Qur’an Hadits di MTsN Kembang Tanjong, tanggal 3 Agustus 2016
[20] Hasil wawancara dengan Ibu Yusnita, S.Pd.I, Guru Al-Qur’an Hadits di MTsN Kembang Tanjong, tanggal 3 Agustus 2016
[21] Hasil wawancara dengan Ibu Asmawti, S.Ag, Guru Al-Qur’an Hadits di MTsN Kembang Tanjong, tanggal 4 Agustus 2016
[22] Hasil wawancara dengan Ibu Yusnita, S.Pd.I, Guru Al-Qur’an Hadits di MTsN Kembang Tanjong, tanggal 3 Agustus 2016

[23] Hasil wawancara dengan Ibu Asmawati, S.Ag, Guru Al-Qur’an Hadits di MTsN Kembang Tanjong, tanggal 3 Agustus 2016

[24] Hasil wawancara dengan Ibu Yusnita, S.Pd.I, Guru Al-Qur’an Hadits di MTsN Kembang Tanjong, tanggal 3 Agustus 2016

0 comments

SYARIAT ISLAM

KISAH NABI SULAIMAN A.S-Kisah Tauladan Para Nabi Allah KISAH NABI SULAIMAN A.S Allah s.w.t berfirman: "Dan sesungguhnya Kami...

Ikuti

Powered By Blogger

My Blog List

Translate

Subscribe via email