Pengertian puasa

KATA PENGANTAR
 


     

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan  limpahan karunia  yang tidak terhingga  sehingga penyusunan makalah ini terselesaikan  dengan baik selawat dan salam kepada janjungan alam nabi besar Muhammad Saw. pembawa  risalah Allah swt mengandung pedoman hidup yang terang bagi umat manusia  didunia dan diakhirat.
Makalah ini mengkaji “Puasa”. Kami sadar bahwa penyusun makalah ini sangatlah jauh dari kesempurnaan, maka dari ini kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Mudah-mudahan makalah ini bermasyarakat bagi para pembaca khususnya mahasiswa. Semoga juga menjadi amal yang baik dan diterima disisi Allah SWT. Amiin.





Sigli, Desember 2015
Penulis



                                                                                                    KELOMPOK 9               




DAFTAR ISI
                  Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................         i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ........ ii
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.    Latar Belakang..................................................................................... ........ 1
B.     Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C.     Tujuan Pembahasan....................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
A.    Pengertian Puasa............................................................................................ 3
B.     Syarat dan Rukun Puasa................................................................................ 3
C.     Macam-Macam Puasa.................................................................................... 3
D.    Tujuan Puasa.................................................................................................. 4
E.     Hikmah Puasa................................................................................................ 5
F.      Puasa Ramadhan............................................................................................ 6
G.    Batalnya Puasa............................................................................................... 7
H.    Sunnah-Sunnah Puasa.................................................................................... 8
I.       Hal-hal yang dibolehkan pada saat Berpuasa................................................ 8
J.       Hal-hal yang dimakruhkan............................................................................. 9
K.    Mengqadha Puasa.......................................................................................... 9

BAB III : PENUTUP..................................................................................... ........ 10
A.    Kesimpulan........................................................................................... ........ 10
B.     Saran.............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 11



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui agama islam mempunyai lima rukun islam yang salah satunya ialah puasa, yang mana puasa termasuk rukun islam yang keempat. Karena puasa itu termasuk rukun islam jadi, semua umat islam wajib melaksanakannya namun pada kenyataannya banyak umat islam yang tidak melaksanakannya, karena apa? Itu semua karena mereka tidak mengetahui manfaat dan hikmah puasa. Bahkan, umat muslim juga masih banyak yang tidak mengetahui pengertian puasa, dan bagaimana menjalankan puasa dengan baik dan benar.
 Banyak orang-orang yang melakasanakan puasa hanya sekedar melaksanakan, tanpa mengetahui syarat sahnya puasa dan hal-hal yang membatalkan puasa. Hasilnya,pada saat mereka berpuasa mereka hanyalah mendapatkan rasa lapar saja. Sangatlah rugi bagi kita jika sudah berpuasa tetapi tidak mendapatkan pahala. Seperti yang dikatakan hadits: urung rampung. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan membahas tentang apa itu puasa.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan puasa ?
2.      Apa syarat dan Rukun Puasa ?
3.      Apa saja Macam-macam Puasa ?
4.      Apa Tujuan Puasa ?
5.      Apa Hikmah Puasa ?
6.      apa yang membatalkan Puasa ?
7.      apa Sunnah-Sunnah Puasa ?
8.      Hal-Hal apa yang Dibolehkan Pada Saat Berpuasa ?
9.      Hal-Hal apa yang memakruhkan puasa ?
10.  Bagaimana Mengqada Puasa ?


C.    Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami antara lain sebagai berikut:
1.      Pengertian puasa
2.      Syarat Rukun Puasa
3.      Macam-macam Puasa
4.      Tujuan Puasa
5.      Hikmah Puasa
6.      Yang membatalkan Puasa
7.      Sunnah-Sunnah Puasa
8.      Yang Dibolehkan Pada Saat Berpuasa
9.      Yang memakruhkan puasa
10.  Mengqada Puasa


















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Puasa adalah meninggalkan makanan, minuman, pernikahan dan pembicaraan. Pengertian menurut etimologi pada dasarnya menunjukkan bahwa puasa memiliki makna menahan, meninggalkan dan menjauhkan.[1]

B.     Syarat-Syarat Sah dan Rukun Puasa
1.      Adapun syarat-syarat puasa sebagai berikut :
a.       Islam, seorang yang telah mengakui keislamannya lahir/batin sudah dibebankan berpuasa.
b.      Mumayyiz, yaitu seorang anak yang sudah mampu membedakan baik dengan buruk.
c.       Suci dari haid, nifas, orang memiliki ini tidak harus berpuasa, tetapi wajib mengqadha pada bulan lain selama puasa ditinggalkan.
d.      Baligh.
e.       Berakal sehat.
f.       Kuat berpuasa, orang sakit tidak dibebankan puasa, tetapi diwajibkan mengganti apabila sudah sehat.
2.      Rukun puasa ada dua, yaitu :
a.       Niat pada malamnya, setiap malam Ramadhan, mulai terbenam mata hari hingga sebelum imsak.
b.      Menahan diri dari segala yang membatal puasa hingga waktu berbuka.[2]
(Sayid Sabiq, 1992).

C.    Macam-macam Puasa   
1.      Puasa Fardu
a.       Fardu tertentu seperti puasa dibulan ramadhan.
b.      Fardu tidak tertentu yaitu tidak memiliki waktu tertentu seperti pelunasan puasa kafarat membunuh, puasa menyamakan istri dengan ibu kandungnya, dll.
2.      Puasa Wajib
Puasa wajib terdiri dari :
a.       Wajib tertentu, seperti puasa nazar yang telah ditentukan waktu pelaksanaanya.
b.      Wajib tidak tertentu seperti puasa nazar yang hanya menyebut bilangan harinya tanpa waktu yang telah ditentukan untuk melaksanakannya.
3.      Puasa Sunnah
a.       Puasa enam hari dibulan syawal
b.      Puasa disaat berjihad atau berjuang
c.       Puasa hari arafah
d.      Puasa bulan muharram
e.       Puasa asyura
4.      Puasa yang Dilarang
a.       Puasa pada hari raya
b.      Puasa pada hari-hari tasyrik (pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijah)
c.       Puasa pada hari yang diragukan
d.      Puasa pada hari jum`at
e.       Puasa ad dahr. Yaitu puasa dilakukan sepanjang tahun tanpa memperhatikan apakah hari-hari itu dilarang atau tidak.
f.       Puasa wisall
g.      Puasa paruh kedua bulan syakban
h.      Puasa seorang istri tanpa seizin suami  
    
D.    Tujuan Puasa
Firman Allah surat Al-Baqarah ayat 183 menyebut tujuan puasa yaitu takwa. Taqwa yang dalam Bahasa Indonesia berarti menjaga atau memelihara diri. Sedangkan menurut termonologi taqwa berarti menjaga atau memelihara diri agar terbebas dari azab, dari siksa, laknat dan murka dari kutukan Allah SWT.[3]

E.     Hikmah Puasa
Hikmah ibadah adalah manfaat atau nilai taubah diluar tujuan yang diperoleh dari pengalaman beribadah.
Hikmah puasa ditinjau dari pendidikan :
1.      Mendidik kejujuran. Berpuasa tidak seorangpun yang mengawalinya, kecuali barangkali dari pihak keluarga.
2.      Mendidik kedisiplinan. Kedisiplinan adalah sikap tunduk dan patuh pada peraturan yang berlaku.
3.      Mendidik kesadaran akan kemampuan dan batas kemampuan pribadi. Allah membolehkan orang sakit dan orang bepergian untuk berbuka puasa. Sesuai dengan Qs. Al-Baqarah ayat 184).
$YB$­ƒr& ;NºyŠrß÷è¨B 4 `yJsù šc%x. Nä3ZÏB $³ÒƒÍ£D ÷rr& 4n?tã 9xÿy ×o£Ïèsù ô`ÏiB BQ$­ƒr& tyzé& 4 n?tãur šúïÏ%©!$# ¼çmtRqà)ÏÜム×ptƒôÏù ãP$yèsÛ &ûüÅ3ó¡ÏB ( `yJsù tí§qsÜs? #ZŽöyz uqßgsù ׎öyz ¼ã&©! 4 br&ur (#qãBqÝÁs? ׎öyz öNà6©9 ( bÎ) óOçFZä. tbqßJn=÷ès? ÇÊÑÍÈ  
Artinya:
(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan[114], Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

F.     Puasa Ramadhan
1.      Hukum Puasa Ramadhan
Para ulama sepakat bahwa hukum puasa adalah fardu. Hukum ulama sepakat bahwa apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan terkena siksa.[4]
2.      Landasan Hukum
a.       Al-Qur`an
1)      Al-Baqarah ayat 183 (Qs. 2 : 183)
$ygƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä |=ÏGä. ãNà6øn=tæ ãP$uÅ_Á9$# $yJx. |=ÏGä. n?tã šúïÏ%©!$# `ÏB öNà6Î=ö7s% öNä3ª=yès9 tbqà)­Gs? ÇÊÑÌÈ  
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
2)      Al-Baqarah ayat 185 (Qs. 2 : 185)
ãöky­ tb$ŸÒtBu üÏ%©!$# tAÌRé& ÏmŠÏù ãb#uäöà)ø9$# Wèd Ĩ$¨Y=Ïj9 ;M»oYÉit/ur z`ÏiB 3yßgø9$# Èb$s%öàÿø9$#ur 4 `yJsù yÍky­ ãNä3YÏB tök¤9$# çmôJÝÁuŠù=sù ( `tBur tb$Ÿ2 $³ÒƒÍsD ÷rr& 4n?tã 9xÿy ×o£Ïèsù ô`ÏiB BQ$­ƒr& tyzé& 3 ߃̍ムª!$# ãNà6Î/ tó¡ãŠø9$# Ÿwur ߃̍ムãNà6Î/ uŽô£ãèø9$# (#qè=ÏJò6çGÏ9ur no£Ïèø9$# (#rçŽÉi9x6çGÏ9ur ©!$# 4n?tã $tB öNä31yyd öNà6¯=yès9ur šcrãä3ô±n@ ÇÊÑÎÈ  
Artinya:
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
b.      As-Sunah
Hal ini juga dijelaskan oleh hadist berikut, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
  
Dari Ibnu Umar Radhiyallaahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: “ Islam di tegakan diatas lima perkara, bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, Mendirikan Shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitullah dan berpuasa di bulan Ramadhan.”(HR Bukhari-Muslim).
3.      Keutamaan bulan ramadhan
a.       Pembukaan pintu surga
b.      Penutupan pintui neraka dan pembelengguan syaitan-syaitan
c.       Pengampunan dosa-dosanya yang telah lalu

G.    Hal-hal yang Membatalkan Puasa
Adapun hal-hal yang membatalkan puasa yaitu ada dua macam yaitu :
1.      Batal puasa dan wajib mengqada
a.       Makan Minum dengan sengaja. Seorang dalam keadaan berpuasa dengan sengaja makan atau minum, maka puasanya batal dan harus mengqada.
b.      Terpaksa dan tersalah
Seorang pembantu rumah tangga dipaksa dengan ancaman oleh majikan untuk berbuka.
c.       Muntah sengaja
d.      Sengaja mengeluarkan sperma
e.       Haid dan nifas
Wanita yang sedang berpuasa kemudian melahirkan yang berarti dia melahirkan darah nifas atau datang haid. Puasa wanita batal walaupun pada waktu sore menjelang waktu magrib.
f.       Murtad
g.      Niat berbuka

H.    Sunnah-Sunnah Puasa
Orang-orang yang berpuasa dusunnahkan antara lain :
1.      Menyegarkan berbuka
2.      Berbuka dengan kurma atau minum air
3.      Berdoa seusai berbuka
4.      Makan sahur
5.      Mengakhirkan makan sahur.[5]

I.       Hal-Hal yang Dibolehkan Pada Saat Berpuasa         
1.      Menggunakan celak dan parfum
2.      Mencium wewangian
3.      Injeksi dan infuse
4.      Mandi dan untuk menghilangkan dahaga dan rasa panas
5.      Mencicipi makanan (hanya sebatas menggunakan lidah, tidak boleh sampai ditelan)
6.      Mengunyak makan untuk anak
7.      Berbekam dan donor darah
8.      Memasuki waktu subuh belum sempat mandi jinabat
9.      Menggosok gigi


J.      Hal-Hal yang Dimakruhkan
1.      Mencicipi makanan yang tidak diperlukan
2.      Berlebihan didalam berkumur
3.      Mencium dan bersentuhan dengan lawan jenis yang menimbulkan nafsu birahi

K.    Mengqada Puasa           
Barang siapa yang berbuka (maksudnya tidak berpuasa) di bulan ramadhan karena alasan syar`i yang mengharuskan qada, maka ia berkewajiban mangqadanya pada hari-hari lain selain ramadhan (Qs. 2 : 184-185).
أَيَّامٗا مَّعۡدُودَٰتٖۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدَّةٞ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدۡيَةٞ طَعَامُ مِسۡكِينٖۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيۡرٗا فَهُوَ خَيۡرٞ لَّهُۥۚ وَأَن تَصُومُواْ خَيۡرٞ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ١٨٤ شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهۡرَ فَلۡيَصُمۡهُۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدَّةٞ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ وَلِتُكۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ ١٨٥
184. (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui
185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Puasa adalah meninggalkan makan, minuman, pernikahan dan pembicaraan. Puasa adalah rukun islam dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat islam, puasa memiliki banyak hikmah yaitu :
1.      Mendidik kejujuran
Berpuasa tidak seorangpun yang mengawasinya, kecuali barangkali dari pihak keluarganya.
2.      Mendidik kedisiplinan
Sikap tunduk dan patuh pada peraturan yang berlaku.
3.      Mendidik kesadaran akan

B.     Penutup
Demikianlah isi pembahasan makalah kami ini, mohon maaf bila ada kesalahan ataupun kesilapan dalam penulisan maupun penyampaian materi. Oleh karena itu kritikan dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan makalah kami di masa yang akan datang.











DAFTAR PUSTAKA

Hasan Muhammad Ayyub, 1976, As-Saum Fi Al Islam, Al- Matba`ah Al-Asriyah; Kuwait
Sayid Sabiq, 1992, Fiqh As-Sunnah, Jilid I dan Al-Fikr; Bairut
Anton M Moeliono, 1993, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka; Jakarta
Abdul Aziz Dahlan et, 1997, Ensiklopedi Hukum Islam, Enam Jilid, Ichtiar Baru Van Hoeven; Jakarta





[1] Muhammad Hasan Ayyub, As-Saum Fi Al Islam, Kuwait: Al- Matba`ah Al-Asriyah, 1976)
[2] Sayid Sabiq, Fiqh As-Sunnah, Jilid I (Bairut: Al-Fikr, 1992), hal. 29
[3] Sayid Sabiq, Fiqh As-Sunnah, Jilid I (Bairut: Al-Fikr, 1992), hal. 31
[4] Ibid...
[5] Dahlan Abdul Aziz, Ensiklopedi Hukum Islam, Enam Jilid, (Jakarta: Ichtiar, 1997), hal. 26

0 comments

SYARIAT ISLAM

KISAH NABI SULAIMAN A.S-Kisah Tauladan Para Nabi Allah KISAH NABI SULAIMAN A.S Allah s.w.t berfirman: "Dan sesungguhnya Kami...

Ikuti

Powered By Blogger

My Blog List

Translate

Subscribe via email