BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sejarah adalah sebuah hal yang
sangat penting untuk kita kaji, karna ada banyak pelajaran dan pengetahuan yang
kita temuai, maka pada kesempatan ini pemakalah mencoba menyajikan sebuah
sejarah yang berkaitan dengan sebuah perjuangan yang tiada bandingnya, yakni
sejarah perjalanan Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad adalah Nabi Allah atau Rasul yang terakhir, pembawa
ajarah islam. Menurut sejarah biografi tradisional Muslimnya (dalam bahasa Arab
disebut sirah), beliau lahir pada tahun gajah yaitu sekitar 20 April 570/571,
di Mekkah (“Makkah”) dan wafat pada 8 Juni 632 di Madinah. Ketika Muhammad
masih dalam kandungan ibunya (Aminah Binti Wahab) ayahnya (Abdullah) meninggal
dunia dalam perjalanan dagang di Yatsrib. Pada usia enam tahun, ibu Muhammad
(Aminah) meninggal dunia sepulang dari kepergiannya ke Yatsrib (Madinah) untuk
mengunjungi keluarganya dan ziarah ke makam ayahnya. Setelah ibunya meninggal,
Muhammad di rawat oleh kakeknya yaitu Abdul Muththalib, dan selepas kakeknya
meninggal, beliau dijaga/dirawat oleh pamannya yang bernama Abu Thalib. Nabi
Muhammad merupakan salah satu Nabi Ulul Azmi
Sebelum masa kenabian, Muhammad mendapatkan dua julukan dari para
kaum Quraisy yaitu Al-Amin yang artinya “orang yang dapat dipercaya” dan
As-Saadiq yang artinya “yang benar”. Setelah masa kenabian para sahabatnya
memanggilnya dengan gelar Rasul All?h, kemudian menambahkan kalimat Shalallaahu
‘Alayhi Wasallam yang berarti “semoga Allah memberi kebahagiaan dan keselamatan
kepadanya”; sering disingkat “S.A.W” atau “SAW”) setelah namanya (Muhammad
SAW).
Dalam Buku The 100, karya Michael H. Hart, menetapkan Muhammad
sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah kehidupan manusia. Menurut
Hart, Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih keberhasilan luar
biasa baik dalam hal agama maupun hal duniawi. Dia memimpin bangsa yang awalnya
terbelakang dan terpecah belah, menjadi bangsa maju yang bahkan sanggup
mengalahkan pasukan Romawi di medan pertempuran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kisah perjalanan hidup Nabi
Muhammad SAW di Muka bumi Ini.?
2. Bagaimana keberhasilan Beliau dalam
menyebarkan Agama Islam.?
3. Seberapa Besarkah tingkat Keberhasilan
Nabi Mummad SAW di dunia.?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui kisah perjalanan hidup
Nabi Muhammad SAW di Muka bumi Ini.
2. Untuk Mencoba Mengenang Kembali kisah
Beliau dalam menyebarkan Agama Islam.
3. Untuk mengetahui Seberapa Besarkah tingkat
Keberhasilan Nabi Mummad SAW di dunia.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Para penulis sirah (biografi) Muhammad pada umumnya
sepakat bahwa ia lahir di Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M. Muhammad lahir di
kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu
merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan,
seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah, meninggal dalam perjalanan
dagang di Yatsrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta
lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu
Aiman yang kemudian mengasuh Nabi.
Pada saat Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah binti Wahab
mengajaknya ke Yatsrib (Madinah) untuk mengunjungi keluarganya serta
mengunjungi makam ayahnya. Namun dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit.
Setelah beberapa hari, Aminah meninggal dunia di Abwa’ yang terletak tidak jauh
dari Yatsrib, dan dikuburkan di sana. Setelah ibunya meninggal, Muhammad dijaga
oleh kakeknya, ‘Abd al-Muththalib. Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh
pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah ia diminta menggembala kambing-kambingnya
disekitar Mekkah dan kerap menemani pamannya dalam urusan dagangnya ke negeri
Syam (Suriah, Libanon dan Palestina).
Hampir semua ahli hadits dan sejarawan sepakat bahwa Muhammad lahir
di bulan Rabiulawal, kendati mereka berbeda pendapat tentang tanggalnya. Di
kalangan Syi’ah, sesuai dengan arahan para Imam yang merupakan keturunan
langsung Muhammad, menyatakan bahwa ia lahir pada hari Jumat, 17 Rabiulawal;
sedangkan kalangan Sunni percaya bahwa ia lahir pada hari Senin, 12 Rabiulawal
atau (2 Agustus 570M).
Ketika Muhammad mencapai usia remaja dan
berkembang menjadi seorang yang dewasa, ia mulai mempelajari ilmu bela diri dan
memanah, begitupula dengan ilmu untuk menambah keterampilannya dalam berdagang.
Perdagangan menjadi hal yang umum dilakukan dan dianggap sebagai salah satu
pendapatan yang stabil. Muhammad menemani pamannya berdagang ke arah Utara dan
secepatnya tentang kejujuran dan sifat dapat dipercaya Muhammad dalam membawa
bisnis perdagangan telah meluas, membuatnya dipercaya sebagai agen penjual
perantara barang dagangan penduduk Mekkah.
Seseorang yang telah mendengar tentang anak muda yang sangat
dipercaya dengan adalah seorang janda yang bernama Khadijah. Ia adalah
seseorang yang memiliki status tinggi di suku Arab dan Khadijah sering pula
mengirim barang dagangan ke berbagai pelosok daerah di tanah Arab. Akhirnya,
Muhammad pun jatuh cinta kepada Khadijah kemudian mereka menikah. Pada saat itu
Muhammad berusia 25 tahun sedangkan Khadijah mendekati umur 40 tahun, tetapi ia
masih memiliki kecantikan yang menawan. Perbedaan umur yang sangat jauh dan
status janda yang dimiliki oleh Khadijah, tidak menjadi halangan bagi mereka,
karena pada saat itu suku Quraisy memiliki adat dan budaya yang lebih
menekankan perkawinan dengan gadis ketimbang janda.
C. Pernikahan Nabi Muhammad
Selama hidupnya Muhammad menikahi 11 atau 13
orang wanita (terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun
ia menikah dengan Khadijah, yang berlangsung selama 25 tahun hingga Khadijah
wafat. Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia, sehingga saat meninggalnya
Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalib pamannya) disebut
sebagai tahun kesedihan.
Sepeninggal Khadijah, Muhammad disarankan oleh Khawla binti Hakim,
bahwa sebaiknya ia menikahi Sawda binti Zama (seorang janda) atau Aisyah (putri
Abu Bakar, dimana Muhammad akhirnya menikahi keduanya. Kemudian setelah itu
Muhammad tercatat menikahi beberapa wanita lagi sehingga mencapai total sebelas
orang, dimana sembilan di antaranya masih hidup sepeninggal Muhammad.
Para ahli sejarah antara lain Watt dan Esposito berpendapat bahwa
sebagian besar perkawinan itu dimaksudkan untuk memperkuat ikatan politik
(sesuai dengan budaya Arab), atau memberikan penghidupan bagi para janda (saat
itu janda lebih susah untuk menikah karena budaya yang menekankan perkawinan
dengan perawan).
Ketika Muhammad berumur 35 tahun, ia bersatu
dengan orang-orang Quraisy dalam perbaikan Ka’bah. Ia pula yang memberi
keputusan di antara mereka tentang peletakan Hajar al-Aswad di tempatnya. Saat
itu ia sangat masyhur di antara kaumnya dengan sifat-sifatnya yang terpuji.
Kaumnya sangat mencintainya, hingga akhirnya ia memperoleh gelar Al-Amin yang
artinya “orang yang dapat dipercaya”.
Diriwayatkan pula bahwa Muhammad percaya sepenuhnya dengan ke-Esaan
Tuhan. Ia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan
sombong. Ia menyayangi orang-orang miskin, para janda dan anak-anak yatim serta
berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua
kejahatan yang biasa di kalangan bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi,
meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia dikenal
sebagai As-Saadiq yang memiliki arti “yang benar”.
E.
Kerasulan Nabi Muhammad
Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat
terbelakang yang senang dengan kekerasan dan pertempuran dan menjelang usianya
yang ke-40, ia sering menyendiri ke Gua Hira’ sebuah gua bukit sekitar 6 km
sebelah timur kota Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur. Ia bisa
berhari-hari bertafakur dan beribadah disana dan sikapnya itu dianggap sangat
bertentangan dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut dan di sinilah ia
sering berpikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan
kekafiran dan kebodohan.
Pada suatu malam sekitar tanggal 17 Ramadhan/ 6 Agustus 611, ketika
Muhammad sedang bertafakur di Gua Hira’, Malaikat Jibril mendatanginya. Jibril
membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Ia diminta
membaca. Ia menjawab, “Saya tidak bisa membaca”. Jibril mengulangi tiga kali
meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama. Akhirnya, Jibril
berkata:
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar
manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya.(Al-Alaq 96: 1-5)
Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad. Ketika itu
ia berusia 40 tahun 6 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun kamariah
(penanggalan berdasarkan bulan), atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut
perhitungan tahun syamsiah (penanggalan berdasarkan matahari). Setelah
pengalaman luar biasa di Gua Hira tersebut, dengan rasa ketakutan dan cemas
Muhammad pulang ke rumah dan berseru pada Khadijah untuk menyelimutinya, karena
ia merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin secara bergantian. Setelah hal itu
lewat, ia menceritakan pengalamannya kepada sang istri.
Untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Muhammad mendatangi saudara sepupunya, yaitu Waraqah bin Naufal, yang banyak mengetahui nubuat tentang nabi terakhir dari kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang dialami Muhammad, Waraqah pun berkata, bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan bahwa An-Nâmûs al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang penipu, mereka akan memusuhi dan melawannya.
Untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Muhammad mendatangi saudara sepupunya, yaitu Waraqah bin Naufal, yang banyak mengetahui nubuat tentang nabi terakhir dari kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang dialami Muhammad, Waraqah pun berkata, bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan bahwa An-Nâmûs al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang penipu, mereka akan memusuhi dan melawannya.
Wahyu turun kepadanya secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23
tahun. Wahyu tersebut telah diturunkan menurut urutan yang diberikan Muhammad,
dan dikumpulkan dalam kitab bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al- Qur??n
(bacaan). Kebanyakan ayat-ayatnya mempunyai arti yang jelas, sedangkan
sebagiannya diterjemahkan dan dihubungkan dengan ayat-ayat yang lain. Sebagian
ayat-ayat adapula yang diterjemahkan oleh Muhammad sendiri melalui percakapan,
tindakan dan persetujuannya, yang terkenal dengan nama As-Sunnah. Al-Quran dan
As-Sunnah digabungkan bersama merupakan panduan dan cara hidup bagi “mereka
yang menyerahkan diri kepada Allah”, yaitu penganut agama Islam.
F.
Nabi Muhammad Mendapatkan Pengikut
Selama tiga tahun pertama, Muhammad hanya
menyebarkan agama terbatas kepada teman-teman dekat dan kerabatnya. Kebanyakan
dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran Muhammad adalah para anggota
keluarganya serta golongan masyarakat awam, antara lain Khadijah, Ali, Zaid bin
Haritsah dan Bilal. Namun pada awal tahun 613, Muhammad mengumumkan secara
terbuka agama Islam. Banyak tokoh-tokoh bangsa Arab seperti Abu Bakar, Utsman
bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidah bin Harits, Amr
bin Nufail masuk Islam dan bergabung membela Muhammad. Kesemua pemeluk Islam
pertama itu disebut dengan As-Sabiqun al-Awwalun.
Akibat halangan dari masyarakat jahiliyyah di Mekkah, sebagian orang
Islam disiksa, dianiaya, disingkirkan dan diasingkan. Penyiksaan yang dialami
hampir seluruh pengikutnya membuat lahirnya ide berhijrah (pindah) ke Habsyah.
Negus, raja Habsyah, memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya
dan melindungi mereka dari tekanan penguasa di Mekkah. Muhammad sendiri, pada
tahun 622 hijrah ke Madinah, kota yang berjarak sekitar 200 mil (320 km) di
sebelah Utara Mekkah.
Pada tahun ke-8 setelah berhijrah ke
Madinah, Muhammad berangkat kembali ke Makkah dengan pasukan Islam sebanyak
10.000 orang. Penduduk Makkah yang khawatir kemudian setuju untuk menyerahkan
kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat Muhammad kembali pada tahun
berikutnya. Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya ia kembali
maka ia menaklukkan Mekkah secara damai. Muhammad memimpin umat Islam
menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada di sekeliling
Ka’bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan peraturan agama
Islam di kota Mekkah.
H. Mukjizat Nabi Muhammad
Seperti nabi dan rasul sebelumnya, Muhammad diberikan
irhasat (pertanda) akan datangnya seorang nabi, seperti yang diyakini oleh umat
Muslim telah dikisahkan dalam beberapan kitab suci ajaran samawi, kemudian
dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa didalam kandungan, masa kecil dan
remaja. Kemudian Muhammad diyakini diberikan mukjizat selama kenabiannya.
Dalam syariat Islam, mukjizat terbesar Muhammad adalah Al-Qur’an,
karena pada masa itu bangsa Arab memiliki kebudayaan sastra yang cukup tinggi
dan Muhammad sendiri adalah orang yang buta huruf, yang diyakini oleh umat
muslim mustahil dikarang olehnya. Selain itu, Muhammad juga diyakini pula oleh
umat Islam pernah membelah bulan pada masa penyebaran Islam di Mekkah dan
melakukan Isra dan Mi’raj dalam waktu tidak sampai satu hari. Kemampuan lain
yang dimiliki Muhammad adalah kecerdasannya mengenai ilmu ketauhidan.
I.
Perbedaan Dengan Nabi Dan Rasul Terdahulu
Dalam mengemban misi dakwahnya, umat Islam
percaya bahwa Muhammad diutus Allah untuk menjadi Nabi bagi seluruh umat
manusia (QS. 34 : 28), sedangkan nabi dan rasul sebelumnya hanya diutus untuk
umatnya masing-masing (QS 10:47, 23:44) seperti halnya Nabi Musa yang diutus
Allah kepada kaum Bani Israil.
Sedangkan persamaannya dengan nabi dan rasul sebelumnya ialah
sama-sama mengajarkan Tauhid, yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah
atau diibadahi itu hanyalah Allah (QS 21:25).
J. Wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Di detik-detik terakhir, datang Abdurrahman bin
Abubakar (Abang dari Aisyah ra) dan ia membawa siwak (kayu yang biasa digunakan
untuk membersihkan gigi). Aisyah melihat Rasulullah memperhatikan siwak
tersebut, dan lewat isyarat istrinya tahu Beliau seperti ingin bersiwak saat
itu. Lalu Rasulullah duduk
bersandar pada Abdurrahman. Aisyah ra. langsung tanggap dan meminta siwak dari
Abdurrahman agar Rasulullah bisa bersiwak, dan bersiwak adalah pekerjaan
Rasulullah yang terakhir sebelum menemui ajal.
Setelah selesai bersiwak, Rasulullah memandang
ke atas, dan bibir beliau berkomat-kamit pelan hingga Aisyah ra mendekatkan
wajahnya dan mendengar Rasulullah berdo’a;
مع الذين أنعمت عليهم من النبيين والصديقين
والشهداء والصالحين، أللهم اغفرلي وارحمني والحقني بالرفيق الأعلى.. أللهم الرفيق
الأعلى.. أللهم الرفيق الأعلى.. أللهم الرفيق الأعلى..
Artinya:
“Sebagaimana
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat dari golongan para Nabi, orang-orang
yang jujur, para syuhada dan para shalihin. Wahai Allah, ampunilah dosaku,
sayangilah aku, dan pertemukan aku dengan-Mu (Kekasihku Yang Maha Tinggi).
Wahai Allah, Kekasihku Yang Maha Tinggi.. Wahai Allah, Kekasihku Yang Maha
Tinggi.. Wahai Allah, Kekasihku Yang Maha Tinggi..
Setelah membaca
kalimat di atas, Nabi Muhammad Rasulullah membasuh wajahnya dengan air yang
tersedia di sisi beliau, dan kembali melafadhkan ;
إن
للموت لسكرات.. أللهم الرفيق الأعلى.. أللهم الرفيق الأعلى.. أللهم الرفيق
الأعلى..
Artinya:
“Sesungguhnya
kematian itu akan menghadapi ‘sakaratulmaut’, Wahai Allah, Kekasihku Yang Maha
Tinggi.. Wahai Allah, Kekasihku Yang Maha Tinggi.. Wahai Allah, Kekasihku Yang
Maha Tinggi..”
Lalu
Rasulullah-pun menghembuskan nafas terakhirnya.. setelah menyampaikan pesan
terakhir Beliau kepada ummatnya;
الصلاة..
الصلاة.. الصلاة.. وما ملكت أيمانكم
(Dirikanlah
shalat, shalat, shalat! Dan bebaskan budak-budakmu..!)
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari perjalanan sejarah nabi ini, dapat disimpulkan bahwa Nabi
Muhammad adalah Nabi Allah atau Rasul yang terakhir, pembawa ajarah islam.
Menurut sejarah biografi tradisional Muslimnya (dalam bahasa Arab disebut
sirah), beliau lahir pada tahun gajah yaitu sekitar 20 April 570/571, di Mekkah
(“Makkah”) dan wafat pada 8 Juni 632 di Madinah. Ketika Muhammad masih dalam
kandungan ibunya (Aminah Binti Wahab) ayahnya (Abdullah) meninggal dunia dalam
perjalanan dagang di Yatsrib. Pada usia enam tahun, ibu Muhammad (Aminah)
meninggal dunia sepulang dari kepergiannya ke Yatsrib (Madinah) untuk
mengunjungi keluarganya dan ziarah ke makam ayahnya. Setelah ibunya meninggal,
Muhammad di rawat oleh kakeknya yaitu Abdul Muththalib, dan selepas kakeknya
meninggal, beliau dijaga/dirawat oleh pamannya yang bernama Abu Thalib. Nabi Muhammad
merupakan salah satu Nabi Ulul Azmi
B.
Saran
Dengan
selesainya makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang ikut andil dalam penulisan makalah ini. Tak lupa kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan
kritik yang membangun selalu kami tunggu dan kami perhatikan
DAFTAR
PUSTAKA
Hart, Michael. 2007. 100 Tokoh
Paling Berpengaruh Sepanjang Masa. Batam: Karisma Publising Group.
Lings, Martin. Muhammad: Kisah
Hidup Nabi berdasarkan Sumber Klasik. Jakarta: Penerbit Serambi, 2002. ISBN
979-3335-16-5
Subhani, Ja’far. Ar-Risalah:
Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW. Jakarta: Penerbit Lentera, 2002. ISBN
979-8880-13-7
Abdullah bin Abdul-Muththalib bin
Hâsyim bin ‘Abd al-Manâf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’b. Pengantar
untuk mempelajari Al-Quran, hal. 372-373
Abu Daud, bab tentang Wafa bil-Ahd
Ath-Thobroni dalam Al-Ausath dari
Abdurrahman bin Abi Amrah Al-Anshari dari ayahnya dan Kanzul-Ummal, Juz I/ 139
Wajah Rasulullah saw, Dr. Sir. M.
Zafrullah Khan, arista, April 1996 hal. 1-5

0 comments