BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman dan banyaknya perkembangan
ajaran-ajaran yang berkaitan dengan ajaran agama islam khususnya ajaran yang
beraliran syiah hendaknya kita sebagai umat islam haruslah mengetahui sedikit-demisedikit
tentang ajaran tersebut dimana hal tersebut akan menambah pengetahuan dalam
perkembangan ajaran tersebut di bidang ilmu keagamaan khususnya agama islam.
Sesuai dengan tema yaitu
perkembangan islam pada masa safawiyah makalah ini akan mengupas tentang
beberapa pokok-pokok pembasan yang berkaitan dengan ajaran syiah pada masa yang
lampau,terutama pada masa kerjaan syafawi dimana aliran tersebut telah di
kemukan dianut oleh masa kerajaan safawiyah,adapun beberapa pokok pembahasan
yang terdapat dalam makalah ini yaitu tentang asal usul perkembangan safawiyah
di Persia,sistim sosial dan politik kemudian kemajuan dan kemunduran di masa
kerajaan tersebut,yang akan dibahas di bawah ini.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana asal
usul kerajaan safawi.?
2.
Bagaimana
tingkat kemajuan yang di capai kerajaan safawi.?
3.
Bagaimana
sebab-sebab kemunduran safawi.?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
Mengetahui asal usul kerajaan safawi.
2.
Untuk
mengetahui tingkan kemajuan kerajan safawi.
3.
Untuk
mengetahui sebab-sebab kemunduran safawi
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Asal- usul Kerajaan Safawi dan
Perkembangannya
Kerajaan Safawi
berdiri sejak tahun 1503- 1722M. Kerajaan ini berasal dari sebuah gerakan
tarekat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota di Azerbajian Tarekat ini di beri
nama tarekat syafawiyah, yang di
ambil dari nama pendirinya, Safi Al-Din dan nama Syafawi terus dipertahankan
sampai tarekat ini menjadi gerakan politik. Bahkan, nama ini terus dilestarikan
setelah gerakan ini berhasil mendirikan kerajaan,safi al-din berasal dari keturunan
yang beda dan memilih sufi sebagai jalan hidupnya.
Ia keturunan
dari imam syiah yang ke enam musa al-kazim.gurunya bernama syaikh taj al-din
Ibrahim zahidi yang terenal dengan sebutan zahid al-gilani.karena tinggi ilmu
tasawufnya dan banyak prestasi yang di raih kemudian ia di jadikan menantu oleh
gurunya tersebut,kemudian ia menggantikan gurunya setelah sepeninggal gurunya
dan memimpin tarekat syafawiah,pada awalnya gerakan ini hanya bertujuan untuk
memerangi orang-orang yang ingkar dan memerangi orang yang ahli bid’ah tarekat
yang di pimpin safi al-din ini sangat berpengaruh besar terhadap ilmu keagamaan
kususnya pada daerah syiria,Persia,Anatolia kemudian safi al-din menempatkan
pemimpin di masing-masing daerah tersebut yang memimpin murid-mutridnya .[1]
Oleh karena
itu, untuk tahap selanjutnya gerakan tarekat Syafawi yang beraliran Syi’ah ini
menyatakan aliranya sebagai madzhab negara. Karena itu, gerakan tarekat ini di
anggap sebagai peletak pertama dasar Negara Iran dewasa ini. Dapat di pahami
bahwa penggagas awal berdirinya Kerajaan Syafawi adalah Syekh Ishak Safiudddin
yang semula hanya sebagai mursyid tarekat dengan tugas dakwah agar umat Islam
secara murni berpegang teguh pada ajaran agama. Namun, pada tahun selanjutnya
setelah memperoleh banyak pengikut fanatik akhirnya aliran tarekat ini berubah
menjadi gerakan politik dan awal memperoleh kekuasaan secara konkret pada masa
Junaid.[2]silsilah masa kerajaan
safawi:
Sebelum
terbentuk menjadi kekusaan kerajaan
a.
Safi aldin
b.
Sadar al din musa
c.
Khawaja ali
d.
Ibrahim
e.
Juneid
f.
Haidar
g.
Ali
Setelah menjadi
sistim kerajaan
a.
Ismail I
b.
TahmaspI
c.
Ismail II
d.
Muhamad khudabanda
e.
Abbas
f.
Safi mirza
g.
Abbas II
h.
Sulaiman
i.
Husein
j.
Tahmasp II
B. Perkembangan Politik
Suatu sistim ajaran yang dipegang secara fanatik biasanya akan menimbulkan ke inginan di kalangan penganut
ajaran itu untuk berkuasa,lama-kelamaan murid-murid tarekat safawiyah tersebut
berubah menjadi tentera yang teretur,fanatik dalam kepercayaan dan menentang
setiap orang yang berbeda aliran,pada masa kepemimpinan juneid(1447-1460)
gerakan tarekat ini memperluas gerakan kekuasaanya,dan menambahkan kegiatan
politik pada setiap kegiatan keagamaannya.
Hal tersebut menjadikan terjadinya konflik antara juneid dan penguasa
karo koyunlu(domba hitam) salah satu suku bangsa turki yang berkuasa di daerah
tersebut,dalam konflik tersebut juneid mengalami kekalahan dan diasingkan di
suatu tempat dan kemudian tinggal di istana uzun hasan ,namun di tempat inilah
dia mendapat tambahan kekuatan dari penguasa diyar bakr,ak-koyunlu(domba putih)
yang ketika itu menguasai sebagian wilayah Persia.kemudian ia mempersunting
saudara perempua uzun hasan pimpinan ak koyunlu dan mempunyai anak yaitu
haidar,namun junaid meninggal saat anaknya masih kecil,ketika ia tengah
terlibat konflik dengan tentara sirwan.
Tampuk kepemimpinan di serahkan pada anaknya pada tahun(1470M) di
karnakan menanti anaknya tumbuh dewasa,kemudian hubungan haidar semakin erat
dengan uzun hasan setelah haidar mengawini anak dari uzun hasan yang kemudian mendapatkan keturunan
yaitu:ali,ibrahim, ismail,dan ismail inilah yang kelak menjadi pendiri kerajaan
safawi,yang kemudian merubah dinasti safawi yang semula hanya gerakan
tarekat,dan menjadikannya ataupun mendirikan kerajaan safawi di
Persia.kemenangan ak koyunlu atas kara koyunlu membuat gerakan militer pimpinan
haidar di anggap sebagai rival politik ak koyunlu,yang kemudian membuat ak
koyunlu bersiasat untuk berhianat.
Dalam penghiayanatan tersebut haidar terbunah dalam peperangan melawan
sirwan,dimana sirwan mendapat bantuan dari ak koyunlu yang berhianat,kemudian
kekuasan di pegang oleh ali anak tertuanya,karna dorongan dari bawahannya ia
melakukan pembalasan dendam namun saat menuntut balas kematian ayahnya ia
sekeluarga tertangkap dan di penjara di fars selama empat setengah tahun yang
kemudian di bebaskan oleh rustam putra mahkota ak koyunlu dengan sarat mau
membantu untuk membunuh saudaranya,setelah dapat mengalahkan saudara-saudara
rustam mereka ali bersaudara ke ardabil akan tetapi rustam balik memusuhi dan menyerang
ali bersaudara sehingga mereka terbunuh.
Kemudian kepemimpinana di berikan pada ismail yang masih berumur tujuh
tahun,pada kepemimpinan ismail inilah kerajaan safawi berdiri dan bukan
lagi gerakan tarekat melainkan kerajaan,
selama lima tahun mereka bersembunyi di gilan dan menyusun siasat dengan
pengikutnya di azarbeijan,syiria dan Anatolia dan menyiapkan pasukan yang di
beri nama qizilbash(baret merah)ismail berkuasa kurang lebih 23 tahun
dan dapat memperluas kekuasaan.ia dapat menumpas sisa-sisa tentara ak
koyunlu,menguasai propinsi kaspia,gurgan dan yazd,Baghdad dan daerah barat daya
persiaserta bagian timur bulan sabit subur(fortile crescent)
Sepeninggal ismail I sering terjadi peperangan antara kerajaan
usmani,sekaligus tejadi kemrosotan yang di akibatkan perpecahan dalam kerajaan
keadaan ini berlarut sampai raja yang keempat,kondisi yang memprihatinkan ini
bari dapat di atasi pada saat raja kelima yaitu abbas I.
Keadaan politik
pada masa Syafawi mulai bangkit kembali setelah Abbas naik tahta dari tahun
1587- 1629 dan dia menata administrasi negara dengan cara yang lebih baik dari
pemimpin-pemimpin sebelumnya. Langkah- langkah yang di tempuh Abbas I dalam
rangka memulihkan politik Kerajaan Syafawi adalah:
a.
Mengadakan pembenahan
administrasi dengan cara pengaturan dan pengontrolan dari pusat.
b.
Pemindahan ibu kota ke
Isfahan
c.
Berusaha menghilangkan
dominasi pasukan Qizilbash atas Kerajaan Syafawi dengan cara membentuk pasukan
baru yang anggotanya terdiri atas budak- budak yang bersal dari tawanan perang
bangsa Georgia, Armenia, dan Sircassia yang telah ada sejak Raja Tamh I.
d.
Mengadakan perjanjian
damai dengan Turki Ustamni
e.
Berjanji tidak akan
menghina tiga khalifah pada khotbah jumat.
Reformasi
politik yang di lakukan oleh Abbas I tersebut berhasil membuat Kerajaan Syafawi
kuat kembali. Setelah itu, Abbas I mulai memusatkan perhatiannya merebut
kembali wilayah- wilayah kekuasaannya yang hilang.[4]
Pada tahun
1902M percayalah perang Turki dengan Austria dan tentara Turki yang lain itu
terpaksa pergi memadamkan pemberontakan kaum tarekat jahiliyah (Maulawiyah) di
Asia kecil. Kesempatan ini di ambil oleh Syekh Abbas dan berhasil merebut
kembali Tibriz dari tangan Turki. Setelah itu, di rampas juga Sirwan dan
akhirnya di ambilnya Baghdad kembali yang sudah berkali- kali jatuh di tangan
Turki.[5]
Kemudian ia
sanggup menaklukkan negeri Kaukasus dan di perkuatnya batas- batas kekuasaan
sampai ke Balakh dan Mervi pada bulan maret 1602M. Ia dapat pula merampas pulau
Hurmuz yang telah sekian lama menjadi pangkalan kekuatan bangsa Portugis.
Sedangkan nakh civan,Erivan,ganja dan Tiflis dapat di kuasai tahun 1605-2906.[6]
C. Kemajuan yang dicapai
Kemajuan yang
dicapai kerajaan Safawi tidak hanya terbatas dibidang politik. Dibidang yang
lain, kerajaan ini juga mengalami banyak kemajuan. Kemajuan- kemajuan itu antara
lain adalah sebagai berikut:
1.
Bidang Ekonomi
Stabilitas
politik Kerajaan Safawi pada masa Abbas I ternyata telah memacu perkembangan
perekonomian Safawi, lebih- lebih setelah kepulauan Hurmuz dikuasai dan
pelabuhan Gumrun di ubah menjadi Bandar Abbas. Dengan di kuasainya Bandar ini
maka salah satu jalur dagang laut antara Timur dan Barat yang biasa di
perebutkan oleh Belanda, Inggris, dan Perancis sepenuhnya menjadi pemilik
kerajaan Safawi.[7]
Di samping
sektor perdagangan, kerajaan Safawi juga mengalami kemajuan di sektor pertanian
terutama di daerah Bulan Sabit Subur (Forlite
Crescent).
2.
Bidang Ilmu
Pengetahuan
Dalam sejarah
Islam bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang berperadapan tinggi dan berjasa
mengembangakan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila
pada masa Kerajaan Safawi tradisi keilmuan ini terus berlanjut.
Ada beberapa
ilmuwan yang selalu hadir di masjid istana, yaitu Baha Al-Din Al-Syaerazi,
generalis ilmu pengetahuan, Sadar Al-Din Al- Syaerazi, filosof, dan Muhammad Baqir
Ibn Muhammad Damad, filosof, ahli sejarah, teolog, dan seorang yang pernah
mengadakan obervasi mengenai kehidupan lebah-lebah.[8][8]
Selai itu dalam bidang hukum fiqih yang terkenal pada masa itu baharudi
al-amili.saking citanya dengan ilmu,abbas I tidak segan mengadakan penyelidikan
sendiri tentang ilmu-ilmu tersebut.[9] Dalam bidang ini, Kerajan
Safawi mungkin dapat dikatakan lebih berhasil dari dua keajaan besar Islam
lainnya pada masa yang sama.selain itu syah abbas I juga membangun lembaga
pendidikan syiah,yaitu sekolah teologi dan juga mampu membiayai
penerapan sistim pendidikan syiah.[10]
3.
Bidang
Pembangunan Fisik dan Seni
Para penguasa
kerajaan ini telah berhasil menciptakan Isfahan, ibu kota kerajaan, menjadi
kota yang sangat indah. Di kota tersebut berdiri bangunan- bangunan besar lagi
indah seperti masjid- masjid,rumah- rumah sakit, sekolah- sekolah, jembatan
raksasa di atas Zende Rud, dan istana Chihil Sutun. Kota Isfahan juga
diperindah dengan taman- taman wisata yang ditata secara apik. Ketika Abbas I
wafat, di Isfahan terdapat 162 masjid, 48 akademi, 1802 penginapan, dan 273
pemandian umum.[11]
Di bidang seni,
kemajuan Nampak begitu kentara dalam gaya arsitektur bangunan- bangunannya,
seperti terlihat pada masjid Shah yang di bangun tahun 1611M dan masjid Syaikh
Lutf Allah yang di bangun tahun 1603M. Unsur seni lainnya terlihat pula dalam
bentuk kerajinan tangan, keramik, karpet, permadani, pakaian, dan tenunan,
mode, tembikar, dan benda seni lainnya. Seni lukis mulai dirintis sejak zaman
Tahmasp I. Raja Ismail I pada tahun 1522M membawa seorang pelukis timur ke
Tabriz. Pelukis itu bernama Bizhad. kemudian pada masa abbas I berkembanglah
kebudayaan,kemajuan,dan keagungan pikiran mengenai seni lukis,pahat syair dan
sebagainya,di antara pujangga yang terkenal pada masa itu,ialah muhamad baqir
ibn muhamad yang juga ahli fisafah dan ilmu pasti.[12]
4.
Bidang
pemerintahan dan politik
Secara
administrative,strukturorganisasi pemerintahan dapat di bagi secara horizontal
dan vertical,secara horizontal pembagian tersebut didasarkan pada garis
kesukuan atau kedaerahan.sedangkan secara vertical mencangkup dua jenis,yaitu
istana dan secretariat Negara,kemudian aktivitas penyelenggaraan Negara di
percayakan pada amir yang terdiri atas kepala suku tingkat atas dan wazir yang
tergantung dalam suatu dewan,di samping itu terdapat dewan lain yang berada
dalam dewan tersebut yang terdiri atas sejarawan istana,sekretaris pribadi syah
dan kepala intelejen.[13]
Demikianlah,
puncak kemajuan yang dicapai oleh kerajaan Safawi. Setelah itu, kerajaan ini
mulai mengalami gerak menurun. Kemajuan yang dicapainya membuat kerajaan ini
menjadi salah satu dari tiga kerajaan besar Islam yang disegani oleh lawan-
lawannya, terutama dalam bidang politik dan militer. Walaupun tidak setaraf
debgan kemajuan Islam dimasa klasik, kerajaan ini telah memberikan
konstribusinya mengisi peradapan islam melaui kemajuan- kemajuan dalam bidang
ekonomi, ilmu pengetahuan, peninggalan seni, dan gedung- gedung bersejarah.
D.
Sebab-sebab
kemunduran Safawi
Sepeninggal Abbas I Kerajaan Safawi berturut-
turut diperintah oleh enam raja, yaitu Safi Mirza ( 1628- 1642M), Abbas II
(1642- 1667M), Suliaman (1667- 1694M), Husain (1694-1722M), Tahsasp II
(1722-1732M), dan Abbas III (1733- 1736M). Pada masa raja- raja tersebut,
kondisi kerajaan Safawi tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang, tetapi
justru memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa kepada kehancuran.
Diantara sebab-
sebab kemunduran dan kehancuran kerajaan Safawi ialah konflik berkepanjangan dengan
Kerajaan Ustmani. Bagi Kerajaan Ustmani, berdirinya Kerajaan Safawi yang
beraliran Syi’ah merupakan ancaman langsung terhadap wilayah kekuasaannya.
Konflik antara dua kerajaan tersebut berlangsung lama, meskipun pernah berhenti
sejenak ketika tercapai perdamaian pada masa Shah Abbas I. Namun, tak lama
kemudian, Abbas meneruskan konflik tersebut, dan setelah itu dapat dikatakana
tidak ada lagi perdamain antara dua kerajaan besar Islam itu.[14]
Penyebab
lainnya adalah dekadensi moral yang melanda sebagian para pemimpin kerajaan
Safawi. Ini turut mempercepat proses kehancuran kerajaan tersebut. Sulaiman, di
samping pecandu berat narkotik, juga menyenangi kehidupan malam beserta harem-
haremnya selama tujuh tahun tanpa sekalipun menyempatkan diri menangani pemerintahan.
Begitu juga Sultan Husain.
Penyebab
penting lainnya adalah karena pasukan ghulam
(budak- budak) yag dibentuk oleh Abbas I tidak memiliki semangat perang
yang tinggi seperti Qizilbash. Hal
ini disebabkan karena pasukn tersebut tidak disiapkan secara terlatih dan tidak
melalui proses pendidikan rohani seperti yang dialami oleh Qizilbash. Sementara itu, anggota Qizilbash yang baru ternyata tiadak memiliki militansi dan semangat
yang sama dengan anggota Qizilbash
sebelumnya.
Tidak kalah
penting dari sebab di atas adalah seringnya terjadi konflik intern dalam bentuk
perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana. .[15]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ø Kerajan safawi di Persia baru berdiri ketika kerajaan ustmani mencapai masa
kejayaan,keraaan safawi ini berkembang sangat pesat dan secara terang-terangan
kerajaan ini menyatakan syiah sebagai madzad yang di anutnya,kerajaan ini
berasal dari gerakan tarekat yang berkebang pesat yang di pimpin oleh safi
al-din,kemudian gerakan tarekat ini beribah menjadi kerasjaan pada masa
kepemimpinan ismail,anak dari juneid,pimpinana tarekat sebelumnya.
Ø Pada masa kepemimpinannya juneid,gerakan ini mulai menambahka unsure
politik pada setiap kegiatan keagamaanya,karna hal inilah juneid terlibat
konflik dan di asingkan di sebuah daerah yang kemudian di daerah itulah ia
mendapat bantuan,sekaligus mengembangkan politiknya dan berhasil beraliansi
secara politik dengan uzun hasan seorang raja di daerah tersebut.
Ø Kemajuan kerajaan safawi ini mencapai masa puncaknya pada masa kepemimpinan
abbas I yang memerintah pada tahun1588M setelah raja kelima,dengan beberapa
usahanya ia berhasil menyatukan kembali kerajaan safawi yang semula mengalami
perpecahan,dan berhasil membuat kuet kerajaan tersebut sehingga dapat merebut
kembali wilayah-wilayah yang hilang sebelunya selain itu kemajuan dalam hal
yang lain juga berkembang seperti dalam bidang ekonomi,ilmu
pengetahuan,pembangunan fisik dan seni,kemajuan yang di capai inilah yang
membuat kerajaan ini menjadi salah satu dari tiga kerajaan besar yang di segani
oleh lawan-lawannya terutama dalam bidang politik dan militer.
Ø Kerajaan safawi mengalami kemunduran pada masa setelah kepemimpinan abbas I
yang berturut-turut dipimpin oleh enam raja yaitu:safi
mirza.abbasII,sulaiman,Husain,tahmasp dan abbasIII pada masa inilah kerajaan
menunjukan penuruan dan kemunduran dan akhirnya menjadi hancur,selaun itu
konflik yang tidak pernah padam antara kerajaan usmani juga mempercepat
kehancuran,ddan di tambah lagi dengan konflik intern dalam kerajaan safawi serta.
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun,
semoga bisa memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Dengan
selesainya makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang ikut andil dalam penulisan makalah ini. Tak lupa kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena kesempurnaan hanyalah milik Allah, Untuk itu sebagai manusia yang tak
luput dari khilaf saran dan kritik yang membangun selalu kami
tunggu dan kami perhatikan dari para
pembaca demi perbaikan penyusunan yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Dedi supriyadi,M.ag.sejarah peradapan islam.(bandung:pustaka
setia,2008)
Dr.badri yatim,M.A.sejarah peradapan islam,dirasah islamiyah II.(jakarta:PT
raja grafindo persada,2006).
Dr.H ahmad w
[1] Badri
Yatim, Sejarah Peradapan Islam dirasah islamiyah ii,(jakarta,PT Raja
grafindo persada.2006) hal 138
[3] Badri
yatim,op,cit, hal146
[5] Dedi
Supriyadi,sejarah peradaban islam,(bandung:pustaka setia,2008) hal 255
[6] Ibid.
[7]
Badri Yatim,op.cit, hal 144
[8] Ibid,
[9] Dedi
supriyadi .op,cit.hal.258
[10] H
ahmad wahid,sejarah kebudayaan islam XII,(Yogyakarta,pustaka insan
madani)hal.86
[11]
Badri yatim.op.cit, hal 145
[13] H
ahmad wahid,op,cit.hal86

0 comments