KATA
PENGANTAR
![]() |
Segala puji bagi Allah swt yang telah
memberikan limpahan karunia yang tidak terhingga sehingga penyusunan makalah ini terselesaikan dengan baik selawat dan salam kepada
janjungan alam nabi besar Muhammad Saw. pembawa
risalah Allah swt mengandung pedoman hidup yang terang bagi umat
manusia didunia dan diakhirat.
Makalah ini mengkaji “Asbabun Nuzul”.
Kami sadar bahwa penyusun makalah ini sangatlah jauh dari kesempurnaan, maka
dari ini kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Mudah-mudahan
makalah ini bermasyarakat bagi para pembaca khususnya mahasiswa. Semoga juga
menjadi amal yang baik dan diterima disisi Allah SWT. Amiin.
Sigli, 28 Oktober 2014
Penulis
KELOMPOK 1
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR...................................................................................
i
DAFTAR
ISI.................................................................................................. ........ ii
BAB I :
PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang..................................................................................... ........ 1
B.
Rumusan
Masalah.......................................................................................... 1
C.
Tujuan
Pembahasan....................................................................................... 1
BAB II :
PEMBAHASAN ..................................................................................... 2
A.
Pengertian
Asbabun Nuzul............................................................................ 2
B.
Macam-Macam
Asbabun Nuzul.................................................................... 4
C.
Proses Turunnya Al-Qur’an........................................................................... 5
D.
Makna
Ungkapan-Ungkapan Redaksi Asbabun Nuzul................................. 6
E.
Pengetahuan
Tentang Asbabun Nuzul........................................................... 7
F.
Faedah
Asbabun Nuzul................................................................................. 9
BAB III
: PENUTUP..................................................................................... ........ 10
A.
Kesimpulan........................................................................................... ........ 10
B.
Saran.............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Al-Qur’an bukanlah merupakan sebuah
“BUKU” dalam pengertian umum karena ia tidak pernah diformulasikan, tetapi
diwahyukan secara berangsur angsur kepada Nabi Muhammad SAW, sejauh situasi
–situasi menuntunnya. Al-Qur’an pun sangat menyadari kenyataan ini sebagai
suatu yang akan menimbulkan keusilan dan pembantahnya seperti yang diyakini
sampai sekarang pewahyuan Al-Qu’an secara total dalam sekali waktu secara
sekaligus adalah suatu yang tidak mungkin, karena pada kenyataan Al-Qur’an
diturunkan sebagai petunjuk bagi kaum muslim secara berangsur-angsur sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan yang timbul.
Dan untuk lebih mengetahui atau
memahmi maksud Al-Qur’an secara utuh lebih utama adalah harus mengetahui latar
belakang turunya Al-Qur’an. karena orang akan salah menangkap pesan-pesan
Al-qur’an secara utuh, jika hanya memahami bahasanya saja, tanpa memahami
konteks historisnya.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari asbabun nuzul itu?
b.
bagaimana
cara turunnya asbabun nuzul itu?
c.
apa
manfaat dari mempelajari asbabun nuzul itu?
C. Tujuan Pembahasan
a. Mengetahui pengertian asbabun
nuzul
b. Mengetahui cara turunnya
asbabun nuzul
c. Mengetahui manfaat
mempelajari asbabun nuzul
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asbab An-Nuzul
Kalimat Asbabun Nuzul pada mulanya
merupakan gabungan dua kalimat atau dalam bahasa arab disebutnya kalimat
idhafah yakni dari kalimat “Asbab” dan “Nuzul”. Yang
jika dipandang secara etimologi maka Asbab An-Nuzul didefinisikan sebagai
sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu. Asbabun Nuzul yang
dimaksudkan disini adalah sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya Al Quran.[1]
Sebab-sebab turunnya ayat dalam bentuk peristiwa ada
tiga macam yaitu
1. peristiwa berupa
pertengkaran, contohnya perselisihan antara Suku Aus dan Suku Khazraj,
perselisihan itu timbul dari intrik-intrik yang ditiupkan orang-orang Yahudi
sehingga mereka berteriak-teriak: “senjata, senjata”. peristiwa tersebut
menyebabkan turunnya beberapa ayat Surah Al-Imran diantaranya adalah ayat 100
yaitu:
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä bÎ) (#qãèÏÜè? $Z)Ìsù z`ÏiB tûïÏ%©!$# (#qè?ré& |=»tGÅ3ø9$#
Nä.rãt y÷èt/ öNä3ÏZ»oÿÎ) tûïÌÏÿ»x. ÇÊÉÉÈ (ال عمران :100 )
Artinya :
Hai orang-orang
yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al
Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu
beriman.
2.
peristiwa
berupa kesalahan yang serius, contohnya peristiwa seorang yang mengimani
shalat sedang mabuk sehingga sehingga salah dalam membaca surah
Al-Kafirun ia baca
قل يا ايهاا لكافرون. اعبد ما تعبدون
ia tidak mengambil huruf لا pada
kata لا اعبد
peristiwa ini menyebabkan turunnya ayat 43 Surah
An-Nisa:
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä w (#qç/tø)s? no4qn=¢Á9$# óOçFRr&ur 3t»s3ß 4Ó®Lym (#qßJn=÷ès?
$tB tbqä9qà)s? wur $·7ãYã_ wÎ) ÌÎ/$tã @@Î6y 4Ó®Lym (#qè=Å¡tFøós? 4 bÎ)ur LäêYä. #ÓyÌó
£D ÷rr& 4n?tã @xÿy ÷rr& uä!$y_ Ótnr& Nä3YÏiB z`ÏiB ÅÝͬ!$tóø9$# ÷rr& ãLäêó¡yJ»s9 uä!$|¡ÏiY9$#
öNn=sù (#rßÅgrB [ä!$tB (#qßJ£JutFsù #YÏè|¹ $Y7ÍhsÛ (#qßs|¡øB$$sù öNä3Ïdqã_âqÎ/ öNä3Ï
÷r&ur 3 ¨bÎ) ©!$# tb%x. #qàÿtã #·qàÿxî ÇÍÌÈ ( النساء )
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat,
sedang kamu dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan,
(jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam Keadaan junub[301], terkecuali
sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam
musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan,
kemudian kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang
baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi
Maha Pengampun.
[301] Menurut sebahagian ahli tafsir dalam ayat ini
termuat juga larangan untuk bersembahyang bagi orang junub yang belum mandi.
3.
peristiwa
berupa cita-cita dan keinginan, seperti persesuaian-persesuaian (muwafaqat)
Umar bin Al-Khattab dengan ketentuan ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam sejarah,
ada beberapa harapan Umar yang dikemukakan kepada Nabi Muhammad. Kemudian
turun ayat-ayat yang kandungannya sesuai dengan harapan –harapan Umar tersebut,
contohnya yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Anas ra. bahwa Umar
berkata: “Aku sepakat dengan Tuhanku dalam tiga hal: Aku katakana kepada rasul,
bagaimana sekiranya jika kita jadikan makam Ibrahim tempat shalat; maka
turunlah ayat:
و تخذوا من مقام ابرا هيم مصلى
Sebab-sebab turunnya ayat yang dalam bentuk
pertanyaan ada tiga macam yaitu:
1. pertanyaan
yang berhubungan dengan sesuatu yang telah lalu
2.
pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang sedang
berlangsung pada waktu itu
B. Macam-Macam Asbab An-Nuzul
Dari segi jumlah sebab dan ayat yang
turun, asbabun nuzul dapat dibagi kepada ta’addud al-asbab wa al-nazil wahid (
sebab turunnya lebih dari satu dan ini persoalan yang terkandung dalam ayat
atau kelompok ayat yang turun satu ) dan ta’addud al-nazil wa al-sabab wahid
(ini persoalan yang terkandung dalam ayat atau kelompok ayat yang turun lebih
dari satu sedang sebab turunnya satu ). sebab turun ayat disebut ta’addud
karena wahid atau tunggal bila riwayatnya hanya satu, sebaliknya apabila satu
ayat atau sekelompok ayat yang turun disebut ta’addud al-nazil.
Jika ditemukan dua riwayat atau lebih
tentang sebab turun ayat-ayat dan masing-masing menyebutkan suatu sebab yang
jelas dan berbeda dari yang disebutkan lawannya, maka riwayat ini harus
diteliti dan dianalisis, permasalahannya ada empat bentuk: Pertama, salah satu
dari keduanya shahih dan lainnya tidak. Kedua, keduanya
shahih akan tetapi salah satunya mempunyai penguat ( Murajjih ) dan lainnya
tidak. Ketiga, keduanya shahih dan keduanya sama-sama tidak mempunyai penguat (
Murajjih ). Akan tetapi, keduanya dapat diambil sekaligus. Keempat, keduanya shahih,
tidak mempunyai penguat (Murajjih ) dan tidak mungkin mengambil keduanya
sekaligus.
C.
Proses Turunnya Al-Qur’an
Proses turunnya
Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw melalui tiga tahap, yaitu:[3]
1. Tahap pertama, Al-qur’an
turun secara sekaligus dari Allah ke lauhul almahfuzh, yaitu suatu tempat yang
merupakan catatan tentang segala ketentuan dan kepastian Allah. Proses pertama
ini diisyaratkan dalam:
بَلۡ
هُوَ قُرۡءَانٞ مَّجِيدٞ ٢١ فِي لَوۡحٖ
مَّحۡفُوظِۢ ٢٢
Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al
Quran yang mulia, yang
(tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh
2. Tahap kedua, Al-Qur’an
diturunkan dari lauh al-mahfuzh ke bait al-izzah (tempat yang berada di langit
dunia). Proses kedua ini diisyaratkan dalam :
إِنَّآ
أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ ١
Sesungguhnya
Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.
إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةٖ
مُّبَٰرَكَةٍۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ ٣
Sesungguhnya
Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah
yang memberi peringatan.
3. Tahap ketiga, Al-Qur;an
diturunkan dari bait al-izzah ke dalam hati Nabi dengan jalan berangsur-angsur
sesuai dengan kebutuhan. Adakalahnya satu ayat, dua ayat, dan kadang-kadang
satu surat. Proses ini diisyaratkan dalam:
نَزَلَ بِهِ ٱلرُّوحُ ٱلۡأَمِينُ
١٩٣ عَلَىٰ قَلۡبِكَ لِتَكُونَ مِنَ ٱلۡمُنذِرِينَ
١٩٤ بِلِسَانٍ عَرَبِيّٖ مُّبِينٖ ١٩٥
Artinya: dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi
salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas
D. Makna Ungkapan-Ungkapan Redaksi Asbab
An-Nuzul
Peristiwa atau pertanyaan yang disebut sebagai
asbabun-nuzul itu terjadinya pada masa Rasulullah, atau lebih khusus lagi, pada
masa turunnya ayat-ayat Al-quran. Dengan demikian asbabun-nuzul hanya dapat
diketahui melalui penuturan para sahabat Nabi yang secara langsung menyaksikan
terjadinya peristiwa atau munculnya pertanyaan sebab nuzul. Hal ini berarti,
bahwa Asbabun-Nuzul haruslah berupa riwayat yang dituturkan oleh para sahabat.
Para sahabat dalam menuturkan sebab nuzul menggunakan ungkapan yang berbeda
antara suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Perbedaan ungkapan tersebut
tentunya mengandung perbedaan makna yang memiliki
implikasi pada status
sebab nuzulnya.
Macam-macam ungkapan/redaksi yang digunakan sahabat
dalam mendeskribsikan sebab
nuzul
antara lain:
1. kata سبب (sebab). Contohnya
seperti: سَبَبُ نُزُوْلِ هَـذِهِ الاَ يَةِ كــذَا…
(sebab turunnya ayat ini demikian …) Ungkapan (redaksi) ini
disebut sebagai redaksi yang sharih (jelas/tegas). Maksudnya, sebab nuzul yang
menggunakan redaksi seperti ini menunjukkan betul-betul sebagai latar belakang
turunnya ayat, tidak mengandung makna lain.
2. kata فـــ (maka). Contohnya
seperti: حَدَثَتَ كَذَا وَ كَذَا فَـنَزَلَت الآيَةُ
(telah terjadi peristiwa ini dan itu, maka turunlah ayat). Ungkapan
ini mengandung pengertian yang sama dengan penggunaan kata sababu, yakni
sama-sama sharih (jelas/tegas).
3. kata في (mengenai/tentang).
Contohnya seperti: نَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ فِيْ كَذَا و
كَـذَا
(ayat ini turun mengenai ini dan itu). Ungkapan seperti ini tidak
secara tegas (ghairu sharih) menunjukkan sebab turunnya suatu ayat. Akan tetapi
masih dimungkinkan mengandung pengertian lain.
E. Pengetahuan tentang asbabun nuzul
Perlunya mengetahui asbabun nuzul, al-wahidi berkata:”
tidak mungkin kita mengetahui penafsiran ayat al-qur’an tanpa mangetahui
kisahnya dan sebab turunnya ayat adalah jalan yang kuat dalam memahami makna
al-qur’an”. Ibnu taimiyah berkata: mengetahui sebab turun ayat membantu untuk
memahami ayat al-qur’an. Sebab pengetahuan tentang “sebab” akan membawa kepada
pengetahuan tentang yang disebabkan (akibat).[4]
Namum sebagaimana telah diterangkan
sebelumnya tidak semua al-qur’an harus mempunyai sebab turun, ayat-ayat yang
mempunyai sebab turun juga tidak semuanya harus diketahui sehingga, tanpa
mengetahuinya ayat tersebut bisa dipahami, ahmad adil kamal menjelaskan bahwa
turunnya ayat-ayat al-qur’an melalui tiga cara:
- Pertama ayat-ayat turun sebagai reaksi terhadap pertanyaan yang dikemukakan kepada nabi.
- Kedua ayat-ayat turun sebagai permulaan tanpa didahului oleh peristiwa atau pertanyaan.
- Ketiga ayat-ayat yang mempunyai sebab turun itu terbagi menjadi dua kelmpok;
·
Ayat-ayat yang sebab turunnya harus diketahui ( hukum ) karena asbabun
nuzulnya harus diketahui agar penetapan hukumnya tidak menjadi keliru.
·
Ayat-ayat yang sebab turunnya tidak harus diketahui, (ayat yang menyangkut
kisah dalam al-qur’an).
Kebanyakan ayat-ayat kisah turun tanpa
sebab yang khusus, namun ini tidak benar bahwa semua ayat-ayat kisah tidak
perlu mengetahui sebab turunnya, bagaimanpun sebagian kisah al-qur’an tidak
dapat dipahami tanpa pengetahuan tentang sebab turunnya.
Sebagai contoh tentang bahaya
menafsirkan Al - Qur’an tanpa mengetahui sebab turunnya ialah penafsiran Usman
bin Mazun dan Amr bin Ma’addi Kariba terhadap ayat
}§øs9 n?tã úïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# Óy$uZã_ $yJÏù
(#þqßJÏèsÛ #sÎ) $tB (#qs)¨?$# (#qãZtB#uä¨r (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$#NèO ....(ÇÒÌÈ
artinya :
tidak ada dosa bagi orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal shaleh karena memakan makanan yang telah
mereka makan dahulu, apabila mereka bertaqwa serta beriman dan beramal
salih…….”(QS Al-Maidah : 93)
Mereka membolehkan minum khamar berdasarkan ayat ini. As
Suyuti berkomentar bahwa sekirana mereka mengetahui sebab turunnya ayat ini
tentunya mereka tidak mengatakan demikian. sebab, Ahmad, An-Nasai, dan lainnya
meriwayatkan bahwa sebab turun ayat ini adalah orang-orang yang ketika khamar
diharamkan mempertanyakan nasib kaum muslimin yang terbunuh di jalan Allah
sedang mereka dahulunya minum khamar.
F. Faedah Asbabun Nuzul
1.
Membawa
kepada pengetahuan tentang rahasia dan tujuan allah secara khusus
mensyari’atkan agama-Nya melalui al-qur’an.
2.
Membantu
dalam memahami ayat dan menghindarkan kesulitannya.
3.
Dapat
menolak dugaan adanya Hasr ( pembatasan ).
4.
Dapat
mengkhususkan (Takhsis) hukum pada sebab menurut ulama yang memandang bahwa
yang mesti diperhatikan adalah kekhususan sebab dan bukan keumuman lafal.
5.
Diketahui
pula bahwa sebab turun ayat tidak pernah keluar dari hukum yang terkandung
dalam ayat tersebut sekalipun datang mukhasisnya ( yang mengkhususkannya ).
6.
Diketahui
ayat tertetu turun padanya secara tepat sehingga tidak terjadi kesamaran bisa
membawa kepada penuduhan terhadap orang yang tidak bersalah dan pembebasan bagi
orang yang tidak bersalah.
7.
Akan
mempermudah orang menghafal ayat-ayat al-qur’an serta memperkuat keberadaan
wahyu dalam ingatan orang yang mendengarnya jika mengetahui sebab turunnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah kami melihat beberapa uraian di atas dapat
kami simpulkan bahwasanya :
a. Asbabun nuzul sebagai
satu hal yang karenaya Al-Qur’an diturunkan untuk menerangkan status
hukumnya, pada masa hal itu terjadi, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan
serta memiliki manfaat di dalamnya
b. cara turunnya sbabun nuzul itu:
·
pertama
ayat turun sebagai reaksi terhadap pertanyaan yang dikemukakan pada nabi
·
kedua
ayat-ayat turun sebagai permulaan tanpa didahului oleh peristiwa atu
pertanyaan.
·
ketiga
yang mempunyai sebab turun itu terbagi menjadui dua kelompok :
*
ayat-ayat
yang seab turunya harus diketahui (hukum) karena Asbabun nuzulnya arus
diketahui agr penetapa huklumnya tidak menjadi keliru.
*
ayat-ayat
yang sebab turunya tdak harus diketahui ( ayat yang menyangkut kisah
dalam Al-qur’an .
B.
Saran
Apabila penyusunan makalah ini ada yang kurang berkenan
dihati pembaca, kami selaku pemakalah meminta ma'af dan semoga ada kritik dan
saran yang bermanfa'at dan membangun dari para sahabat.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi Al-Maliki Al-Hasni Bin Muhammad, Mutiara Ilmu-Ilmu Al-Qur’an,
CV Pustaka, Bandung, 1999.
Anwar Rosihan, Ulum Al-Qur’an, CV Pustaka Mutiara, Bandung , 2008.
H. Syadali Ahmad dan H. Rofi’i Ahmad, Ulumul Qur’an, Pustaka
Setia, Bandung ,
2006.
0 comments