RUANG
LINGKUP EVALUASI
A. Evaluasi Program
Evaluasi program menurut Ralph Tyler adalah
proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah dapat
terealisasikan. Sedangkan menurut Cronbach dan Stufflebeam , mereka
mengatakan evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk
disampaikan kepada pengambil keputusan
Adapun bagian – bagian dari evaluasi program adalah sebagai berikut:
1.Perencanaan Evaluasi
Program.
Analisis kebutuhan merupakan sebuah proses
penting bagi evaluasi program karena melalui kegiatan ini akan dihasilkan
gambaran yang jelas tentang kesenjangan antara hal atau kondisi nyata dengan
kondisi yang diinginkan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan sasarannya adalah
siswa, kelas atau sekolah, dengan tujuan utama untuk menentukan dan mendekatkan
jarak kesenjangan antara “seperti apa yang ada” dengan “bagaimana seharusnya”.
Dalam system pendidikan, karena pendidikan itu
sendiri hanya merupakan alat belaka, sedangkan prestasi belajar siswa adalah
hal yang menjadi tujuan, maka membuat rencana mengajar merupakan proses penting
untuk menentukan alat yang tepat dalam mencapai tujuan akhir. Setelah guru
berhasil menentukan materi yang akan diajarkan, perlu secara hati – hati
meninjau kembali apakah dalam pemilihan materinya sudah tepat, dalam arti sudah
sesuai benar dengan kebutuhan siswa.
Ada dua cara yang lazim dilakukan dalam
melakukan analisis kebutuhan yaitu secara objektif dan subjektif. Kedua cara
tersebut dimulai dari identifikasi lingkup tujuan penting dalam program,
menentukan indicator dan cara pengukuran tujuan-tujuan, menyusun kriteria
(standar) untuk tiap - tiap indikator, dan membandingkan kondisi yang diperoleh
dengan kriteria. Ciri khas dalam melakukan analisis kebutuhan secara subjektif
adalah mengumpulkan semua evaluator untuk bersama – sama menentukan skala
prioritas kebutuhan.
Selain dua cara tersebut evaluator dapat juga
menggunakan gabungan dari keduanya, yaitu sebagian menggunakan cara objektif,
sebagian yang lain menggunakan cara subjektif. Disamping itu, seorang evaluator
dapat juga menambahkan bahan lain yang diambil dari pihak luar dan di luar
dirinya. Yang dimaksud dengan pihak luar diantaranya adalah kawan – kawan dekat
atau anggota keluarga lain dari responden yang diperkirakan pihak tersebut
memang diperlukan dan data yang diberikan dapat dipercaya.
Evaluasi program tidak lain adalah penelitian,
dengan ciri-ciri khusus. Oleh karena evaluasi program sama dengan penelitian
maka sebelum memulai kegiatan, seperti juga penelitian, harus membuat proposal.
Isi dari langkah – langkah dalam penyusunan proposal sama dengan proposal dalam
penelitian.
Dalam pembahasan kali ini hanya tiga hal yang
akan dijelaskan secara khusus. Ketiga hal dimaksud, sekaligus butir yang rawan
adalah sebagai berikut:
a. Bagian pendahuluan.
b. Bagian metodologi berisi tiga pokok,
yaitu penentuan sumber data, metode pengumpulan data, dan penentuan instrument
pengumpulan data. Ada tiga sumber data yang didahului dengan huruf P (kata b.
Inggris) yaitu person (manusia, place (tempat),
dan paper (kertas, dan lain-lain). Penentuan metode
pengumpulan data harus disesuaikan dengan sumber data.
c. Bagian cara menentukan instrument
evaluasi.
Instrumen pengumpulan data evaluasi adalah
alat yang diperlukan untuk mempermudah pengumpulan data. Jenis instrument
sebanyak jenis metode yang digunakan dan selanjutnya pemilihan jenis instrument
pengumpulan data harus disesuaikan dengan metode yang sudah ditentukan oleh
evaluator.
Instrumen merupakan alat untuk mempermudah
penggunaan metode dalam pengumpulan data. Ada lima langkah yang harus dilalui
dalam penyusunan instrumen, yaitu (a) identifikasi indicator sebagai objek
sasaran evaluasi, (b) membuat table hubungan antara komponen – indicator –
sumber data – metode – instrument, (c) menyusun butir – butir instrument,
(d) menyusun kriteria – kriteria penilaian, dan (e) menyusun pedoman
pengerjaan. Di dalam kisi – kisi yang merupakan alat bantu penyusunan
instrument tertentu secara khusus tidak lagi mencantumkan sumber data dan
metode, tetapi langsung hubungan antara indicator dengan nomor-nomor instrumen.
Di antara langkah – langkah penyusunan
instrument, yang merupakan alat bantu yang paling bermanfaat bagi penyusunan
instrument adalah kisi – kisi. Itu sebabnya, kisi – kisi harus disusun secara
cermat dan hati – hati. Petunjuk pengerjaan jangan terlupakan, agar responden
tidak salah dalam membantu mengisi instrument bagi evaluator.
2. Langkah – Langkah Evaluasi Program.
Tahap – tahap evaluasi program, meliputi:
a. Persiapan.
b. Pelaksanaan.
c. Monitoring.
Persiapan evaluasi program berupa penyusunan
desain evaluasi, penyusunan instrument evaluasi, validasi menentukan
jumlah sampel yang diperlukan dalam kegiatan evaluasi, dan penyamaan persepsi
antar evaluator sebelum pengambilan data.
Langkah – langkah dalam menyusun instrument
evaluasi adalah merumuskan tujuan, membuat kisi – kisi, membuat butir – butir
instrument, dan menyunting instrument. Instrument yang telah tersusun perlu
divalidasi untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya. Metode
populasi adalah metode penentuan subjek evaluasi dengan mengambil seluruh
subjek evaluasi dengan mengambil seluruh subjek yang ada menjadi sumber data,
sedangkan apabila penentuan subjek evaluasi dengan hanya mengambil sebagian
individu yang ada dalam populasi disebut metode sampling.
Jenis – jenis sampel, antara lain (1) proportional
sample, (2) stratified sample, (3) purposive sample,
(4) quota sample, (5) double sample, (6)area
probality sample, dan (7) cluster sample. Evaluasi
program dikategorikan menjadi empat jenis, yaitu (1) evaluasi reflektif, (2)
evaluasi rencana, (3) evaluasi proses, (4) evaluasi hasil.
Alat pengumpul data dapat berupa tes,
observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Monitoring pelaksanaan evaluasi
berfungsi untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan program dengan rencana
program dan untuk mengetahui seberapa pelaksanaan program yang sedang
berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diinginkan.
Sasaran monitoring adalah seberapa pelaksanaan program telah sesuai dengan
rencana program, seberapa pelaksanaan program telah menunjukkan tanda-tanda
tercapainya tujuan program, apakah terjadi dampak tambahan atau lanjutan yang
positif meskipun tidak direncanakan Apakah terjadi dampak sampingan yang
negative, merugikan, atau mengganggu
Tekhnik dan alat monitoring dapat berupa
tekhnik pengamatan partisipatif tekhnik wawancara, tekhnik pemanfaatan, dan
analisis data dokumentasi. Aspek – aspek dalam perencanaan pemantauan, meliputi
(1) perumusan tujuan monitoring, (2) penetapan sasaran pemantauan, (3)
penjabaran data yang dibutuhkan, penjabaran dari sasaran, (4) penyiapan
metode/alat monitoring sesuai dengan sifat objek dan sumber atau jenis datanya,
(5) perancangan analisis data pemantauan dan pemaknaannya dengan berorientasi
pada tujuan monitoring.
3. Analisa
Data dalam Evaluasi Program.
Data yang diperoleh dari lapangan bisa
berbentuk kualitatif dan kuantitatif, tergantung jenis data yang digali. Untuk
mengolahnya, memerlukan tekhnik yang berbeda – beda. Untuk data
kuantitatif biasanya menggunakan tekhnik statistika, sedangkan untuk data
kualitatif menggunakan tekhnik analisis nonstatistika.
Dalam pengolahan data kuantitatif, langkah
pertama yang harus dilakukan adalah melakukan tabulasi data. Cara ini akan
sangat membantu dalam mengolah data yang didapat. Setelah data ditabulasi
dalam coding sheet, barulah kita melakukan pengolahan data.
Tekhnik pengolahan dengan statistic, terbagi
atas dua jenis yaitu statistic deskriptif dan inferensial. Statistic deskriptif
adalah tekhnik pengolahan data yang tujuannya melukiskan dan menganalisis
kelompok data tanpa bermaksud membuat atau menarik kesimpulan atas populasi
yang diteliti. Sedangkan statistic inferensial berupaya menganalisis sebagian
data yang dilakukan untuk meramalkan dan menarik kesimpulan atas data tersebut
yang nantinya akan berlaku bagi keseluruhan gugus atau induk dari data itu.
Statistik inferensial ini terbagi atas dua jenis, parametric dan nonparametric.
Statistic parametric berlaku bagi data yang sebarannya normal dan berbentuk
interval atau rasio. Sedangkan non-parametrik, berlaku bagi data yang
sebarannya tidak normal dan berbentuk ordinal atau nominal.
Pengolahan data akan lebih mudah dilakukan
jika menggunakan bantuan computer. Dengan computer, hanya memasukkan coding
sheetlalu memprosesnya maka hasilnya akan diperoleh dengan cepat.
4. Menyusun
Kesimpulan dan Rekomendasi Program.
Kesimpulan merupakan perasaan atau abstarksi
dari sederetan informasi atau sajian yang menyatakan status dari program yang
sedang dievaluasi. Kesimpulan evaluasi ini diambil atau dibuat berdasarkan
hasil analisis data yang sudah disajikan dalam bentuk kalimat pernyataan
kualitatif yang menunjukkan keadaan atau sifat sesuatu sehingga di dalam gerak
kegiatan program dengan cepat diketahui dimana posisi hasil kegiatan tersebut
dalam mencapai tujuan evaluasi.
Kesimpulan merupakan dasar dari rekomendasi.
Rekomendasi yang efektif didasarkan dari kesimpulan yang memuat informasi yang
jelas, ringkas, dan padat, serta sistematis berdasarkan data yang andal dan
dapat dipercaya.
Kesimpulan kedudukannya lebih tinggi dari
sekadar ringkasan atau garis besar, ia memfokuskan diri pada temuan evaluasi.
Kesimpulan yang baik adalah kesimpulan yang mampu merangsang pembuat keputusan
untuk mengarahkan pusat perhatiannya dalam menelorkan rekomendasi yang sifatnya
positif tentang program.
Rekomendasi disusun setelah kesimpulan yang
berisikan saran-saran praktis bagi semua stake holder program terkait dengan
jalannya program dan juga dinyatakan dalam pernyataan yang cendrung memuji
program atau bagiannya.
B. Evaluasi
Proses Pembelajaran
Evaluasi belajar dan pembelajaran adalah
proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan,
dengan melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran belajar dan pembelajaran.
Penilaian belajar dan pembelajaran adalah proses pembuatan keputusan nilai
keberhasilan belajar dan pembelajaran secara kualitatif.
1. Kedudukan evaluasi dalam Proses
Pendidikan.
Proses pendidikan merupakan proses pemanusiaan
manusia, dimana di dalamnya terjadi proses membudayakan dan memberadabkan
manusia. Agar terbentuk manusia yang berbudaya dan beradab, maka diperlukan
transformasi kebudayaan dan peradaban.
Masukan dalam proses pendidikan adalah siswa
dengan segala karakteristik dan keunikannya. Untuk memastikan karakteristik dan
keunikan siswa yang akan masuk dalam transformasi, diperlukan evaluasi terhadap
masukan. Dengan adanya kepastian tentang karakteristik dan keunikan siswa, akan
memudahkan dalam menentukan rancangan program dan proses dan proses
pembudayaan dan peradaban siswa yang menjadi masukan.
Keberhasilan transformasi untuk menghasilkan
keluaran seperti yang diharapkan dipengaruhi dan/atau ditentukan oleh
bekerjanya komponen/ unsur yang ada dalam lembaga pendidikan. Unsur – unsur
transformasi dalam proses pendidikan, meliputi:
a. Pendidik
dan personal lainnya.
b. Isi
pendidikan
c. Tekhnik.
d. Sistem
evaluasi.
e. Sarana
pendidikan, dan
f. System
administrasi.
Untuk mengetahui efisiensi dan
efektivitas transformasi dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan evaluasi
terhadap bekerjanya unsur – unsur transformasi.
Keluaran dalam proses pendidikan adalah siswa
yang semakin berbudaya dan beradab sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Untuk
mengetahui dan menetapkan apakah siswa telah sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan lembaga pendidikan atau belum, diperlukan kegiatan evaluasi.
Umpan balik dalam proses pendidikan adalah
segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi
yang ada dalam proses. Adanya umpan balik yang akurat sebagai hasil evaluasi
yang akurat pula, akan memudahkan kegiatan perbaikan proses pendidikan.
Dengan demikian jelaslah bahwa kedudukan
evaluasi dalam proses pendidikan bersifat integrative, artinya setiap ada
proses pendidikan pasti ada evaluasi.
2. Syarat – Syarat Umum Evaluasi.
Dalam menyelenggarakan atau mengadakan kegiatan evaluasi, kita
perlu memperhatikan syarat – syarat yang harus dipenuhi kegiatan evaluasi.
Syarat – syarat umum yang harus dipenuhi dalam mengadakan kegiatan evaluasi
dalam proses pendidikan terurai berikut ini:
a.
Kesahihan.
b.
Keterandalan.
c.
Kepraktisan.
C. Evaluasi
Hasil Belajar
1.
Evaluasi Hasil Belajar Psikomotor
2.
Sasaran Evaluasi
Ranah ketrampilan motorik atau psikomotor
dapat diartikan sebagai serangkaian gerakan otot-otot yang terpadu untuk dapat
menyelesaikan suatu tugas. Sejak lahir manusia memperoleh ketrampilan-ketrampilan
yang meliputi gerakan-gerakan otot yang terpadu atau terkoordinasi mulai yang
paling sederhana misalnya berjalan, sampai ke hal yang lebih rumit ; berlari,
memanjat, dan sebaginya. Akan tetapi ketrampilan motor atau psikomotorik yang
diperlukan oleh seorang tenaga profesional seperti mengemudi mobil, berenang,
mengambil darah dari pembuluh vena, mengajar, harus dikembangkan secara sadar
melalui suatu proses pendidikan
Penilaian ketrampilan psikomotor memang lebih
rumit dan subjektif dibandingkan dengan penilaian dalam aspek kognitif. Karena
penilaian ketrampilan psikomotor memerlukan teknik pengamatan dengan
keterandalan (reliabilitas) yang tinggi terhadap demensi-demensi yang
akan diukur. Sebab bila tidak demikian unsur subjektivitas menjadi sangat
dominan. Oleh karenanya
upaya untuk menjabarkan ketrampilan psikomotor
ke dalam demensi-demensinya melalui analisis tugas (Task analyisis)
merupakan langkah penting sebelum melakukan pengukuran. Dengan analisis tugas
itu akan dapat dipelajari ciri-ciri demensi itu dan dapat tidaknya demensi itu
untuk diobservasi dan diukur.
b.
Tujuan Penilaian
1) Mengukur perilaku mahasiswa yang kompleks
(kompetensi) setelah dia menjalani proses pendidikan.
2) Pengukuran harus mewakili kemampuan
keseluruhan yang jauh lebih besar (representativitas)
3) Penilaian bagian-bagian dari keseluruhan
perilaku yang berdiri sendiri-sendiri hanya mempunyai sedikit arti (kognitif ,
psikomotor, afektif)
c.
Tahap penilaian
ketrampilan psikomotor
Tahap penilaian keterampilan dapat digambarkan dalam diagram
berikut:
1) Penyusunan
Instrumen
2) Tahap Analisis Tugas :
upaya untuk menjabarkan ketrampilan psikomotor kedalam demensi-demensinya, ini
merupakan langkah penting sebelum melakukan pengukuran. Dengan analisis tugas
akan dapat dipelajari ciri-ciri demensi itu dan dapat tidaknya demensi itu
untuk diobservasi dan diukur.
3) Tahap penentuan Dimensi
Psikomotorik : disini demensi diartikan sebagai komponen penyusun suatu
ketrampilan yang dapat diamati dan diukur. Agar demensi dapa diukur harus
memenuhi syarat sebagai berikut : demensi itu harus secara umum didapatkan pada
suatu kelompok benda atau manusia, demensi itu harus dapat memberikan data
sensorik yang dapat ditangkap oleh indera manusia, demensi itu harus dapat
dirumuskan dengan jelas, demensi itu harus memiliki nilai variasi, demensi itu
harus dapat memberikan respons yang mirip pada berbagai pengamat yang berbeda.
D. Evaluasi Hasil Belajar Afektif :
Sasaran Evaluasi
Ranah penilaian hasil belajar afektif adalah kemampuan
yang berkenaan dengan perasaan, emosi, sikap/derajad penerimaan atau penilakan
statu obyek, meliputi aspek-aspek sebagai berikut: Menurut Bloom, aspek-aspek
domain afektif ádalah:
1. Menerima/mengenal, yaitu bersedia menerima dan memperhatikan
berbagai stimulus yang masíh bersikap pasip, sekedar mendengarkan atau
memperhatikan.
2) Merespons/berpartisipasi, yaitu keinginan berbuat sesuatu
sebagai reaksi terhadap gagasan, benda atau sistem nilai-lebih dari sekedar
mengenal.
3) Menilai / menghargai, yaitu keyakinan atau anggapan bahwa
sesuatu gagasan, benda atau cara berpikir tertentu mempunyai nilai/harga atau
makna.
4) Mengorganisasai, yaitu menunjukkan saling berkaitan antara
nilai-nilai tertentu dalam suatu sistem nilai, serta menentukan nila mana mempunyai
prioritas lebih tinggi dari pada nilai yang lain. Seseorang menjadi commited
terhadap suatu sistem nilai tertentu.
5) Karakterisasi/internalisasi/mengamalkan, yaitu
mengintegrasikan nilai ke dalam suatu filsafat hidup yang lengkap dan
meyakinkan, serta perilakunya selalu konsisten dengan filsafat hidupnya
tersebut.
Menurut Anderson (dalam Robert K. Gable),
aspek-aspek afektif meliputi: attitude/sikap, self
concept/self-esteem, interest, value/beliefs as to what should be
desired.
1.
Tujuan dan sasaran
penilaian hasil belajar afektif
Tujuan dilaksanakannya penilaian hasil relajar afektif ádalah
untuk mengetahui capaian hasil belajar dalam hal penguasaan domain afektif dari
kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh setiap peserta didik setelah kegiatan pembelajaran
berlangsung.
2.
Teknik penilaian hasil
belajar afektif.
Pemilihan Tenik penilaian hasl belajar disesuaikan dengan jenis
dan karakteristik hasil belajar yang akan diungkap, yaitu (1) pemerolehan
pengetahuan, (2) keterampilan-koginitif, personal-sosial, psikomotorik dan
pemecahan masalah, atau (3) perubahan sikap, perilaku dan tindakan.
Pertimbangan-pertimbangan pemilihan dan pengembangan teknik
penilaian hasil belajar, yaitu: (1) kualitas, baik dan benar secara teknis dan
dapat memberikan hasil yang menunjukkan dan memperbaiki proses belajar peserta
didik, (2) tepat untuk menunjukkan pencapaian kompetensi yang diungkap, (3)
praktis, efisien, adil dan mampu membedakan kemampuan peserta didik dan layak
digunakan, (4) dimengerti oleh peserta didik, (5) ada alternatif teknik
pengkuran lain, (6) tidak mempersulit peserta didik, dan (7) tersedia waktu,
peralatan, sarana dan prasarana untuk pengadministrasiannya.
Hal-hal yang perlu dilakukan oleh pembelajar berkenaan dengan
pemilihan teknik penilaian adalah (1) memilih teknik penilaian berdasarkan
jenis dan karakteristik kompetensi yang akan diukur dan dinilai, (2) menyusun
perangkat alat ukur dengan urutan menyusun kisi-kisi kemudian menyusun
perangkat alat ukur, (3) menyusun petunjuk administrasi, dan (4) menetapkan
cara/system penilaian.
Teknik pengukuran dan penilaian hasil belajar afektif terdiri
atas (1) Teknik testing, yaitu teknik penilaian yang menggunakan tes sebagai
alat ukurnya, dan (2) Teknik non-testing, yaitu teknik penilaian yang
menggunkan bukan tes sebagai alat ukurnya. Termasuk dalam kategori teknik
non-testing adalah observasi/pengamatan yang dapat berbentukrating scale,
anecdotal record, atau rekaman,interview, questionaire, dan inventori.
3. Penyusunan instrumen/alat penilaian
hail belajar afektif.
Langkah kerja penyusunan instrumen penilaian hasil belajar
afektif adalah sebagai berikut:
a. Menyusun Kisi-kisi dengan format
berikut:
1. Menyusun perangkat instrumen
Perangkat instrumen yang disusun sesuai dengan tipe teknik
pengukuran dan penilaian yang akan digunakan, yaitu:
1) Teknik testing dengan tes sebagai intrumennya dapat
menggunakan tipe atau bentuk tes obyektif atau esai.
2) Teknik non-testing dengan bukan tes sebagai instrumennya
dapat menggunkan tipe terbuka atau tertutup. Tipe terbuka berisi pertanyaan
/pernyataan yang membutuhkan jawaban uraian dari perserta didik. Sedang tipe
tertutup yang berisi pertanyaan/pernyataan diikuti dengan jawaban pendek dari
peserta didik yang terdiri atas beberepa bentuk:
a) Ya dan Tidak: pernyataan/pertanyaan dengan jawaban Ya atau
Tidak.
b) Persetujuan: pernyataan/pertanyaan dengan jalaban Setuju atau
Tidak Setuju
c) Frekuensi: pernyataan/pertanyaan dengan jawaban Selalu –
Kadang-kadang – Tidak Pernah
d) Kepentingan: pernyataan/pertanyaan dengan jawaban Penting –
Tidak Penting..
e) Kemungkinan: pernyataan/pertanyaan dengan jawaban Mungkin –
Tidak Mungkin.
f. Kualitas: pernyataan/pertanyaan dengan jawaban Baik – Cukup –
Kurang/Tidak Baik.
g.Skala Penilaian/Angka: pernyataan/pertanyaan dengan angka
skala penilaian 5 , 4 , 3 , 2 , 1 . atau 5 , 4 , 2 , 1 .
BAB III
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari
Ruang lingkup evaluasi ini adalah sebagai berikut:
1. Penilaian adalah suatu
proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh
melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen test maupun
non-test.
2. Ruang Lingkup Evaluasi meliputi
: Evaluasi program, evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.
3. Evaluasi program
adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil
keputusan.
4. Evaluasi dalam
proses pendidikan bersifat integrative, artinya setiap ada proses pendidikan
pasti ada evaluasi.
5. Evaluasi hasil
belajar meliputi ranah Cognitif, Afektif dan Psikomotorik.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati,Dr,
Mudjiono,Drs, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, 2009
Suharsimi Arikunto,
Prof.Dr, Cepi Safruddin Abdul Jabar, M.Pd. Evaluasi Program
Pendidikan, edisi kedua, Bumi Aksara, cet ke 3 2009
Sukardi,
Prof.H.M.MS.,Ph.d, Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya,
Bumi Aksara, 2008
S.Hamid Hasan,
Prof.DR, Evaluasi Kurikulum, Rosda, 2008
Tim
Pekerti – AA PPSP LPP Universitas sebelas maret, Panduan Evaluasi
Pengajaran, 2007.

0 comments