makalah Ziyadah

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pembelajaran menulis Arab, baik di Madrasah atau di Pondok Pesantren, apalagi di lembaga pendidikan umum akhir-akhir ini sering terabaikan, karena bagi santri atau siswa Madrasah dianggap bisa dan biasa melakukannya dalam kegiatan pengajian kitab-kitab kuning setiap harinya di lembaganya, padahal menulis arab yang dikenal dengan materi AL IMLA', yang secara bahasa berarti "dekte" tidak mudah dipelajari, lebih-lebih bila harus mengikuti kaidah-kaidahnya yang baku. Sementara buku-buku atau kitab Imla' ini jarang ditemukan di toko-toko kitab di Indonesia.
Bagi santri Pesantren atau siswa-siswa alumni Madrasah di manapun berada, sangatlah tidak layak apabila tidak bisa menulis arab yang benar dan baik. Untuk itu, alangkah baiknya apabila materi Imla' juga di tambahkan dalam pembelajaran bahasa arab di lembaga-lembaga pendidikan Madrasah atau diajarkan dalam forum-forum khusus di luar sekolah formal.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud Ziyadah ?
2.      Bagaimana Ziyadah/ Penambahan Alif ?
3.      Bagaimana Ziyadah/ Penambahan Wawu ?

C.    Tujuan Pembahasan
1.      Mengetahui dan memahami Pengertian Ziyadah
2.      Mengetahui dan memahami Ziyadah/ Penambahan Alif
3.      Mengetahui dan memahami Ziyadah/ Penambahan Wawu














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Ziyadah
Kata ziyadah secara  etimologi  berakar dari huruf                    yang  berarti  tambahan, kelebihan. Secara terminologi, ulama berbeda pendapat tentang definisi al-ziyadah yang satu sama lain saling berkaitan, meskipun ada perbedaan yang signifikan. Perbedaan itu disebabkan tujuan mereka menggunakan al-ziyadah. Di antara ulama tersebut adalah:
1.      Ulama Nahwu mengatakan bahwa al-ziyadah adalah lafaz yang tidak memiliki posisi dalam i‟rab. Artinya al-ziyadah bagi mereka bukan terletak pada makna, akan tetapi terletak pada lafaz-lafaz  tersebut. Begitupun  yang  dimaksud  oleh ulama tashrif.
2.      Ulama Bahasa berpendapat bahwa al-ziyadah adalah penambahan huruf atau lafaz yang tidak mempenyai  arti dan faedah sama  sekali, hanya  sebagai penghias kata.
3.      Ulama Tafsir cenderung berpendapat sama dengan ulama nahwu, terlebih lagi bahwa al-ziyadah tidak mungkin terjadi dalam al-Qur‟an jika yang dimaksud al- ziyadah adalah penambahan huruf atau lafaz yang tidak berfaiedah atau sia-sia. Hanya ulama tafsir  memperingatkan agar waspada menggunakan istilah al- ziyadah karena dapat menimbulkan kesalahpahaman dan kebimbangan dalam masyarakat awam.

B.     Ziyadah/ Penambahan Alif
Penambahan alif itu ada dua tempat, yaitu ;
1.      Ditengah kalimat. Contoh مائة, خمسمائة
2.      Diakhir kalimat seperti disetelah wawu jama’ah. Contoh خرجوا tidak disetelah wawu yang merupakan bagian dari kalimat fi’il seperti يدعو. Dan termasuk kesalahan menulis adalah menambahkan alif setelah wawu jamak yang berada didalam jamak mudzakar salim dan yang mulhaq dengan jamak mudakar salim. Contoh مسلمو المدينة بنوالوطن karena wawu didalam jamak mudakar salim adalah wawu jamak bukan wawu jama’ah. Dan juga termasuk kesalahan, tidak menambahkan alif setetah wawu jama’ah didalam fiil yang disandarkan kepada wau jama’ah yang digunakan untuk mengagungkan satu orang. Contoh تفضلوا. Dan juga alif bisa ditambahkan didalam akhir bait syi’ir apabila bertujuan untuk memantaskan pengucapan. Contoh قفى نسألك هل احدثتصرما # لوشك البين ام خنت الامينا

C.    Ziyadah/ Penambahan Wawu
Penambahan wawu itu ada didalam dua tempat, yaitu ;
1.      Ditengah kalimat didalam tiga tempat, yaitu ;
a.       Didalam isim isyaroh اولاء, اولى, اولئك ,
b.      Didalam lafadz اولو, اولى
c.       Didalam lafadz اولات yang bermakna shohib (orang yang mempunyai)
2.      Diakhir kalimat didalam dua tempat, yaitu ;
a.       Didalam lafadz عمرو dengan syarat berupa nama, tidak dimudlafkan kepada dlomir, tidak ditashghir, tidak bersamaan dengan ال, tidak dinasabkan, tidak dibaca nashob bertanwin. Apabila syarat yang enam ini tidak terpenuhi maka tidak boleh menambahkan wawu.
b.      Disetelah mim jama yang harokat dhommahnya dicantumkan. Contoh اليكمو, عليكمو 




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kata ziyadah secara  etimologi  berakar dari huruf    ز ي د  yang  berarti  tambahan, kelebihan. Secara terminologi, ulama berbeda pendapat tentang definisi al-ziyadah yang satu sama lain saling berkaitan, meskipun ada perbedaan yang signifikan. Perbedaan itu disebabkan tujuan mereka menggunakan al-ziyadah.

B.     Saran
Demikianlah pembahasan makalah kami ini, tentunya masih ada kesalahan atau kesilapan dalam penulisan maupun penuturan. Oleh karena itu kami dengan segenap hati membuka kritikan sekaligus dengan saran untuk teman-teman semua, tujuannya untuk kebaikan pribadi kami sendiri dan juga untuk teman-teman lain yang akan tampil berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi kami sebagai pemakalah sendiri.





DAFTAR PUSTAKA

Harun, Abdussalam Muhammad. Kitab Qowaid al Imla.madrasah lil banat hidayatul mubtadi-aat lirboyo Kediri.

ISLAMIC SCIENCE AL ZIYADAH dalam kaidah AL qur'an.htm
Tajwid Al Quran Az Ziyadah.htm


0 comments

SYARIAT ISLAM

KISAH NABI SULAIMAN A.S-Kisah Tauladan Para Nabi Allah KISAH NABI SULAIMAN A.S Allah s.w.t berfirman: "Dan sesungguhnya Kami...

Ikuti

Powered By Blogger

My Blog List

Translate

Subscribe via email